MANNA, RAKYATBENGKULU.COM – Lemang Tapai adalah makanan tradisional khas Bengkulu yang kaya akan nilai budaya dan sejarah.
Makanan ini sangat populer di seluruh daerah Bengkulu dan sering menjadi pilihan favorit masyarakat dalam berbagai kesempatan.
Salah seorang penjual Lemang Tapai, Surbaiti, menceritakan bahwa ia telah menekuni usaha pembuatan Lemang Tapai selama 15 tahun.
Menurutnya, proses pembuatan Lemang Tapai memerlukan waktu yang lama dan penuh ketelatenan.
BACA JUGA:Disperkim Bengkulu Selatan Siap Tindak Tegas Praktik Jual-Beli Rumah Nelayan
BACA JUGA:Program Peremajaan Sawit Rakyat di Mukomuko, Targetkan 1000 Hektare pada 2025
"Saya menekuni usaha lemang tapai ini sudah 15 tahun serta telah menjadi usaha keluarga, untuk proses pembuatannya lama, saya harus bangun pagi, jam 2 itu saya harus mempersiapkan dan memasaknya itu bisa memakan waktu 5 sampai 7 jam. Kalau untuk tapai, prosesnya lebih lama sekitar 2 hari," ujar Surbaiti.
Bahan utama yang digunakan untuk membuat Lemang Tapai adalah beras ketan, kelapa, dan bambu. Sedangkan untuk Tapai, bahan utamanya adalah beras ketan dan ragi tapai.
"Proses pembuatannya, kalau lemang itu beras ketan dan santan kelapa dicampur, lalu dimasak hingga matang, kemudian memakai media bambu untuk wadah lemang. Setelah itu, dibakar di atas bara api. Untuk tapai, dibuat dengan beras ketan dicampur dengan ragi tapai, lalu difermentasi selama 2 hari," lanjut Surbaiti.
Lemang Tapai bukan hanya sekadar makanan khas, tetapi juga merupakan warisan budaya yang mengandung nilai-nilai leluhur.
BACA JUGA:Orang Tua Wajib Tahu! Ini 7 Cara Mengelola Ekspektasi agar Tidak Memberatkan Anak
BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele, Ini 6 Hal dalam Rumah Tangga yang Dapat Berujung Perceraian
"Saya berharap makanan khas Bengkulu, terutama Lemang Tapai ini, tetap ada dan dilestarikan oleh para generasi selanjutnya karena ini merupakan warisan dari nenek moyang kita dan memang berasal dari daerah kita ini," tutup Surbaiti.