BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Ketegangan yang sempat memanas akibat unjuk rasa kelompok Aliansi Selamatkan Bengkulu Selatan (ASBS) dan Forum Peduli Wilayah Kedurang (FPWK) akhirnya mereda.
Aksi tersebut berlangsung di lokasi yang diklaim sebagai tapal batas antara Bengkulu Selatan dan Kaur, tepatnya di kawasan PT. Dinamika Selaras Jaya (DSJ).
Mediasi yang dilakukan oleh personel Polres Kaur di bawah pimpinan Kasat Intelkam berhasil menenangkan situasi.
Dalam mediasi tersebut, masyarakat yang melakukan aksi unjuk rasa menyampaikan aspirasinya terkait dugaan bahwa PT. DSJ tidak memiliki dokumen resmi yang legal.
BACA JUGA:Mengenal 4 Tahap Siklus Kucing Birahi yang Wajib Diketahui Pecinta Hewan
BACA JUGA:Miris! 149 Kasus Pernikahan Anak Terjadi di Bengkulu Utara, 70 Persen Akibat Hamil Duluan
Salah satu titik penting dalam aksi ini adalah pembongkaran portal yang sebelumnya dipasang oleh warga.
Portal tersebut dibuka untuk memastikan perusahaan dapat kembali beroperasi seperti biasa.
Ketua ASBS, Herman Lutfi, menegaskan bahwa tujuan aksi mereka adalah menyuarakan aspirasi terkait dugaan pelanggaran legalitas yang dilakukan oleh PT. DSJ.
“Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi terkait perusahaan yang kami duga tidak memiliki dokumen resmi,” ujarnya, dikutip dari KORANRB.ID.
Sementara itu, Kasat Intelkam Polres Kaur, Ahmad Khairuman, menyampaikan bahwa portal yang dipasang warga telah dibongkar oleh personel gabungan TNI dan Polri.
BACA JUGA:Mengurangi Pengangguran, Disnakertrans Bengkulu Utara Gelar Job Fair dan Salurkan Tenaga Kerja Lokal
BACA JUGA:Benda-Benda yang Harus Dibuang Menurut Feng Shui untuk Membuka Peluang Baru
“Untuk portal kita telah bongkar, pendemo juga telah meninggalkan lokasi PT,” jelasnya.
Saat ini, para pengunjuk rasa yang sempat bermalam di kawasan PT. DSJ juga telah menarik diri. Meski situasi sudah kondusif, mereka meminta aparat penegak hukum untuk menegakkan aturan terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.