BACA JUGA:5 Shio yang Cocok Jadi Bos! Apakah Kamu Salah Satunya?
BACA JUGA:BREAKING NEWS: SMA Negeri 01 Lebong Dilanda Kesurupan Massal Lagi, Puluhan Siswa Histeris
Di lantai 2, ada ruangan Kahayan (Kahayan Room), di sinilah tempat sekretariat panitia HPN Kalsel. Isinya adalah orang-orang dengan penuh dedikasi dan bersemangat tinggi.
Bekerja siang malam seolah tanpa lelah. Di sebelah ruangan ini, beberapa kali digunakan juga untuk rapai panitia.
Di situ selalu terlihat panitia yang namanya Wina, Lia Lisna, Ivan, ibu Taty, Yanto, Nanang, Gunawan dan panitia lainnya.
Berbagai tugas kesekretariatan dikerjakan mereka. “Ah, sampai lupa makan,” kata Wina suatu hari, sembari menenteng sepiring nasi dari luar ruangan.
Di tempat itu, orang lalu lalang, keluar masuk, berurusan dengan ID Card, undangan, batik seragam, buku dan beberapa keperluan lain.
Sekitar 1.500 lebih peserta HPN dari berbagai daerah, itulah yang mereka urus!
Belum lagi undangan untuk para pejabat dari pusat dan daerah.
Tak jauh dari ruangan itu, ada ruang untuk beberapa sesi seminar.
Suatu petang, saya berkunjung menyaksikan salah satu seminar. Ruangan penuh, semua kursi nyaris berisi.
Ini berbanding terbalik denga napa yang disebutkan ketua Panpel Raja Parlindungan Pane sebelumnya.
Dalam grup panitia, Raja mengatakan, “Ayo bertebar kita hadiri semua seminar. Kita bekerja, nanti baru jalan-jalan.”
Raja mengutarakan itu, karena dalam beberapa gambar yang masuk dalam WAG grup, kelihatan suasana kosong.
Tapi dalam keramaian yang saya lihat di salah satu seminar, banyak orang berbincang di belakang, sembari ngopi.
Suara mereka berisik sementara seminar sedang berlangsung.