
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Kapal Motor Penumpang (KMP) Pulo Tello yang menjadi andalan transportasi bagi warga Pulau Enggano kembali tidak beroperasi.
Penghentian layanan sejak 27 April lalu ini disebabkan oleh krisis pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM), memicu kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan pangan dan terhambatnya distribusi hasil pertanian.
Kepala Supervisi ASDP Pulo Tello, Radmiadi menjelaskan bahwa kapal tidak bisa berlayar karena belum mendapat pasokan BBM.
Distribusi BBM dari Pertamina hanya dilakukan melalui jalur darat, sementara posisi kapal kini berada di luar alur dermaga Pelabuhan Pulau Baai akibat pendangkalan yang cukup parah.
BACA JUGA:Dukung IPPA Fest 2025, BRI Kuatkan Peran Pemberdayaan Warga Binaan
BACA JUGA:Tahun Ini Tanpa Seragam Gratis, Disdikbud Minta Sekolah Tak Bebani Orang Tua
“Sudah hampir seminggu kami tidak bisa menyeberang karena tidak ada minyak. Kapal kami masih lego jangkar di luar dermaga,” kata Radmiadi.
Menurut Radmiadi, kapal membutuhkan sekitar 10.000 liter BBM untuk melayani empat kali pelayaran (dua kali pulang-pergi).
Namun, proses pengisian tidak memungkinkan karena kapal tidak bisa merapat ke dermaga. Penggunaan kapal kecil sebagai penghubung pun dinilai terlalu berisiko.
“Alur pelabuhan sudah dangkal, bahkan tugboat penghubung pun sudah tidak bisa melintas dan sempat karam. Kondisinya benar-benar tidak aman,” tambahnya.
ASDP saat ini sedang menjalin komunikasi intensif dengan pihak Pertamina untuk mencari solusi darurat, termasuk opsi teknis agar pengisian BBM dapat dilakukan dengan aman.
BACA JUGA:Pemerintah Kota Bengkulu Permudah Izin Mendirikan Bangunan, PBG Kini Selesai dalam Sehari
BACA JUGA:Tak Terkejar! Bayern Muenchen Resmi Kunci Gelar Bundesliga ke-33 Meski Hanya Imbang
Terhentinya layanan KMP Pulo Tello berdampak besar terhadap aktivitas ekonomi masyarakat Pulau Enggano, khususnya para petani.
Perhadi, seorang petani pisang, mengaku banyak hasil panen yang tidak bisa dikirim ke daratan Bengkulu dan akhirnya dibuang.