
REJANG LEBONG, RAKYATBENGKULU.COM – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Rejang Lebong mengajak para penyuluh agama di wilayahnya untuk mengadopsi modernisasi dalam dakwah.
Langkah ini dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi agar pesan keagamaan bisa lebih efektif dan menjangkau masyarakat luas, terutama generasi muda.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas) Kemenag Rejang Lebong, Akhmad Hafizuddin, menjelaskan bahwa pihaknya baru saja menggelar pelatihan pembuatan konten kreatif yang diikuti oleh 40 penyuluh agama ASN dan PPPK.
BACA JUGA:Sambut Hari Koperasi, Pemkot Bengkulu Siap Resmikan 67 Koperasi Merah Putih di Tingkat Kelurahan
BACA JUGA:Pemkab Rejang Lebong Siapkan Bonus untuk OPD yang Capai Target PAD 2025
“Pelatihan ini merupakan upaya agar penyuluh agama mampu menyampaikan dakwah dengan cara yang lebih menarik dan relevan di era digital,” ujarnya, Rabu (5/6), sebagaimana dilansir antaranews.com.
Pelatihan tersebut mencakup pembuatan video pendek bertema dakwah, desain grafis keagamaan, serta pemanfaatan media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok sebagai sarana menyebarkan pesan moral dan spiritual.
“Dengan keterampilan baru ini, kami berharap para penyuluh dapat membuat konten dakwah yang kreatif, edukatif, dan berdampak positif bagi masyarakat,” tambah Akhmad.
BACA JUGA:Bengkulu Panen 3.320 Ton Jagung, Dukung Ketahanan Pangan Nasional dan Arah Ekspor
BACA JUGA:Gubernur Helmi Hasan Ajak Forkopimda Bengkulu Perkuat Kolaborasi untuk Kesejahteraan Rakyat
Menurutnya, modernisasi dakwah sangat penting mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan dominasi media sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini.
Pendekatan yang segar dan digital diharapkan mampu menjangkau kalangan muda yang selama ini lebih akrab dengan platform online.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Sumbang 11 Sapi Kurban ke Bengkulu, Disalurkan ke Seluruh Daerah
BACA JUGA:Gol Menit Akhir Behich Bawa Australia Menang Tipis 1-0 atas Jepang di Kualifikasi Piala Dunia
Selain meningkatkan efektivitas dakwah, penggunaan teknologi ini juga menjadi strategi untuk menangkal berbagai tantangan sosial keagamaan, seperti penyebaran hoaks, intoleransi, dan perilaku negatif di kalangan remaja.