
RAKYATBENGKULU.COM – Pemerintah mengambil langkah tegas terhadap aktivitas tambang nikel di kawasan wisata Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi menghentikan sementara operasi tambang milik PT GAG Nikel demi memastikan aktivitas tambang tidak merusak lingkungan dan menghormati kearifan lokal.
“Kami untuk sementara, kita hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan,” ujar Bahlil dalam jumpa pers di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, seperti dikutip dari AntaraNews.com, Kamis (5/6).
Ia menegaskan, perusahaan hanya boleh melanjutkan aktivitas jika hasil verifikasi dari Kementerian ESDM menyatakan tidak ada pelanggaran.
BACA JUGA:Ribuan Jamaah Padati Istiqlal, Presiden Prabowo Shalat Idul Adha dan Serahkan 985 Sapi Kurban
BACA JUGA:Pesan Damai Sekjen PBB di Hari Raya Idul Adha
Bahlil menyatakan dirinya akan langsung turun ke lapangan untuk melihat kondisi sesungguhnya.
“Untuk sementara kegiatan produksinya disetop dulu, sampai menunggu hasil peninjauan verifikasi dari tim saya,” tambahnya.
Langkah ini diambil setelah muncul desakan dari berbagai pihak yang menyoroti dampak lingkungan akibat aktivitas tambang nikel di Raja Ampat.
Kawasan ini merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, dikenal dengan kekayaan hayati lautnya yang mendunia.
BACA JUGA:Langkah Pasti Fajar/Rian, Lolos ke Perempat Final Indonesia Open 2025
BACA JUGA:Dugaan Pemerasan di Kemenaker: Rp8,94 Miliar Dinikmati Bersama, 85 Pegawai Terseret
Sebelumnya, Bahlil menyatakan akan memanggil para pemilik izin tambang nikel di wilayah tersebut.
“Saya akan evaluasi, akan ada rapat dengan dirjen saya. Saya akan panggil pemiliknya, mau BUMN atau swasta,” katanya usai menghadiri Human Capital Summit di Jakarta, Selasa (3/6).
Ia juga menyoroti pentingnya mempertimbangkan aspirasi masyarakat Papua, termasuk keinginan agar smelter dibangun di wilayah mereka, bukan di luar Papua.