Indonesia Dorong Integrasi AI dalam Pendidikan di Forum BRICS, Targetkan 50% Sekolah Ajarkan Coding di 2028

Minggu 08-06-2025,17:46 WIB
Reporter : Peri Haryadi
Editor : Peri Haryadi
Indonesia Dorong Integrasi AI dalam Pendidikan di Forum BRICS, Targetkan 50% Sekolah Ajarkan Coding di 2028

JAKARTA, RAKYATBENGKULU.COM – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, menegaskan komitmen Indonesia dalam mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di sektor pendidikan. 

Pernyataan itu ia sampaikan saat mewakili Indonesia dalam 12th BRICS Education Ministers Meeting di Brasilia, Brasil.

"Integrasi AI dalam pendidikan bukan sekadar adopsi teknologi. Ini tentang menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal, membantu efisiensi para pendidik, dan memperluas akses pendidikan secara merata," ujar Menteri Brian dalam pernyataan resmi di Jakarta, Minggu.

BACA JUGA:9 Orang Ditangkap di Mekkah karena Bawa Jamaah Haji Ilegal, 111 Orang Tak Miliki Izin

BACA JUGA:Pengguna Klub Kebugaran GG Mendesak Pengembalian Dana Jelang Penutupan Cabang

Menurutnya, dengan sistem pendidikan terbesar keempat di dunia—melayani lebih dari 50 juta siswa, 3,3 juta guru, dan 430 ribu sekolah—Indonesia melihat urgensi dalam memanfaatkan potensi AI untuk mendongkrak kualitas pembelajaran.

Langkah nyata pun telah dilakukan. Pemerintah telah memperkenalkan Supperapp Rumah Pendidikan, sebuah platform pembelajaran berbasis AI yang dirancang untuk memberikan layanan pendidikan yang kurasi dan disesuaikan bagi siswa, guru, serta sekolah. 

Selain itu, pemerintah menargetkan 50% dari lebih 100.000 sekolah di Indonesia akan mengajarkan AI dan coding pada tahun 2028.

Dalam lingkup pendidikan tinggi, Brian juga menyampaikan dukungan Indonesia terhadap inisiatif BRICS untuk membangun ruang pendidikan bersama. 

BACA JUGA:PPIH Imbau Jamaah Nafar Awal Tak Buru-buru Laksanakan Tawaf Ifadah di Makkah

BACA JUGA:Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu Hadirkan Komedi Absurd yang Bikin Perut Kocak

Tujuannya, untuk menjawab tantangan pasar tenaga kerja global yang semakin kompetitif dan dinamis.

"Kami percaya pentingnya kolaborasi antarpemerintah dalam menghadapi disrupsi digital, termasuk dalam pengembangan AI. Kolaborasi BRICS akan menjadi kekuatan dalam menciptakan tata kelola pendidikan berbasis teknologi yang bertanggung jawab dan inklusif," jelasnya.

Para menteri pendidikan dari negara-negara BRICS pun sepakat bahwa integrasi AI harus dilakukan secara bijak. 

Etika, inklusivitas, sensitivitas budaya, dan pendekatan yang berpusat pada manusia harus menjadi pedoman utama dalam setiap kebijakan.

Kategori :