MUKOMUKO, RAKYATBENGKULU.COM – Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Pertanian (Distan) mengumumkan update terbaru terkait harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di daerah tersebut menjelang akhir Oktober 2025.
Berdasarkan data terkini, harga TBS sawit di 11 pabrik yang beroperasi di Mukomuko menunjukkan penurunan.
Harga TBS sawit mengalami penurunan mulai dari Rp10 hingga Rp50 per kilogram dibandingkan minggu sebelumnya, dengan harga tertinggi kini tercatat sebesar Rp3.040 per kilogram, dan harga terendah di angka Rp2.900 per kilogram.
Kepala Dinas Pertanian Mukomuko, Ir. Pitriyani Ilyas, menjelaskan bahwa harga TBS sawit di daerah ini sebelumnya sempat menyentuh angka Rp3.050 per kilogram, namun pada periode ini harga tertingginya sedikit menurun menjadi Rp3.040 per kilogram.
BACA JUGA:Harga Pupuk Bersubsidi Turun 20 Persen, Ini Daftar Harga Baru di Mukomuko
BACA JUGA:73 BUMDes di Kabupaten Mukomuko Tak Beroperasi, DPMD Komitmen Lakukan Pembinaan
"Harga TBS sawit di tingkat pabrik memang mengalami penurunan tipis, yakni sekitar Rp10 hingga Rp50 per kilogram dibandingkan pekan sebelumnya. Saat ini, harga tertinggi TBS sawit di Mukomuko tercatat di angka Rp3.040 per kilogram, sementara harga terendah berada di kisaran Rp2.900 per kilogram," ujarnya, Kamis 30 Oktober 2025.
Ia juga menambahkan, meskipun harga sawit di Mukomuko mengalami penurunan tipis, dalam dua pekan terakhir harga TBS sawit di daerah ini relatif stabil dan tidak menunjukkan penurunan yang signifikan.
Meskipun demikian, pihaknya berharap harga TBS sawit di Mukomuko tetap stabil dan tidak jauh berbeda dari harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah provinsi.
Untuk diketahui, harga TBS sawit yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu saat ini untuk umur tanaman 10-20 tahun berkisar di harga Rp3.200 per kilogram.
BACA JUGA:105 Peserta Berlaga di Turnamen Tenis Meja Wali Kota Championship 2025 Bengkulu
BACA JUGA:Inter Milan Bantai Fiorentina 3-0, Dua Gol Calhanoglu Antar Nerazzurri ke Peringkat Tiga Serie A
"Kami berharap harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di daerah ini tetap stabil di masa mendatang, agar para petani tidak mengalami kerugian besar akibat fluktuasi harga," harap Pitriyani.
Lebih lanjut, ia mengimbau kepada para petani sawit untuk terus menjaga kualitas hasil panen mereka, dengan tidak memanen buah yang belum matang dan menghindari penyiraman TBS sebelum dikirim ke pabrik.
Langkah ini dianggap penting untuk menjaga mutu dan daya tawar TBS di pasar.