Anak Bungsu Itu Juga Capek! Harus Kuat atau Harus Ngomong?
Menjadi anak bungsu itu nggak selalu enak. --Freepik.com/rawpixel.com
BACA JUGA:Didukung Penuh BRI, Liga Kompas U-14 Siapkan Bintang Masa Depan Menuju Gothia Cup 2025 di Swedia
BACA JUGA:Kejati Bengkulu Periksa Mantan Pimpinan DPRD Provinsi, Usut Dugaan Penggelapan Aset
Bukan cuma soal nilai atau prestasi, tapi juga tentang bagaimana kamu bersikap, cara kamu berinteraksi dengan orang lain, atau bahkan gaya hidup.
Ini bisa bikin kamu merasa seperti terus-menerus berada di bawah bayang-bayang kakak-kakakmu, dan nggak pernah bisa menjadi diri sendiri.
Nah, salah satu pertanyaan besar yang sering kamu hadapi adalah, “Harus kuat atau harus ngomong?” Kadang-kadang kamu merasa harus kuat karena takut dianggap lemah atau terlalu bergantung pada orang lain.
Tapi di sisi lain, kamu juga ingin berbicara dan menceritakan perasaanmu yang terpendam, supaya orang tua atau keluarga bisa memahami kesulitan yang kamu hadapi.
Menjadi anak bungsu itu bukan berarti kamu nggak punya perasaan.
Terkadang, berbicara itu penting, bukan untuk mencari perhatian, tapi supaya orang-orang di sekitarmu tahu kalau kamu juga butuh dukungan.
BACA JUGA:Reskan Efendi Kembali Mendaftar di Partai Golkar untuk PSU Pilkada Bengkulu Selatan 2025
BACA JUGA:Santai Aja! Kenapa Gen Z Lebih Pilih Hidup Nyaman daripada Kerja Terus?
Jadi, sebenarnya, kamu punya pilihan. Kamu nggak harus selalu kuat atau selalu diam.
Kalau merasa tertekan, jangan takut untuk berbicara. Ada banyak cara untuk mengungkapkan perasaan tanpa harus merasa seperti beban buat orang lain.
Terkadang, menceritakan apa yang kamu rasakan bisa mengurangi beban yang ada.
Jangan pernah merasa sendiri dalam perjalananmu sebagai anak bungsu, karena meskipun kamu yang terakhir, suara dan perasaanmu tetap penting.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


