Gempa M7,4 Guncang Laut Filipina, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Kepulauan Talaud
Gempa M7,4 Guncang Laut Filipina, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Kepulauan Talaud--Foto Antaranews.com
RAKYATBENGKULU.COM - Pagi yang tenang di kawasan timur Indonesia mendadak berubah mencekam, Jumat 10 Oktober 2025, ketika gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Laut Filipina.
Guncangan kuat itu memicu peringatan dini tsunami di sejumlah wilayah pesisir Sulawesi Utara dan Papua bagian utara.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa terjadi pada pukul 08.49 WIB dan berpotensi menimbulkan tsunami dengan status “Waspada”. Masyarakat di wilayah terdampak diminta segera menjauhi pantai dan mencari tempat lebih tinggi.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa episenter gempa terletak di koordinat 7,23° Lintang Utara dan 126,83° Bujur Timur, atau sekitar 275 kilometer barat laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 58 kilometer.
BACA JUGA:Adat Bertemu Hukum, Kejati Bengkulu Terima Kunjungan Badan Musyawarah Adat Provinsi Bengkulu
BACA JUGA:Program MBG Dikebut, Bengkulu Tengah Targetkan Lima Dapur Aktif Bulan Ini
“Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujar Daryono dikutip Antaranews.com.
Guncangan dilaporkan terasa cukup kuat di sejumlah wilayah.
Di Tahuna, intensitas getaran mencapai IV MMI, atau dirasakan banyak orang di dalam rumah.
Sementara di Manado, getaran terukur pada skala II MMI, di mana sebagian orang merasakan dan benda-benda ringan sempat bergoyang.
Berdasarkan hasil pemodelan BMKG, gelombang tsunami berpotensi terjadi di wilayah pesisir Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Minahasa Utara bagian selatan, Minahasa bagian selatan dan Supiori di Papua.
Masyarakat di wilayah tersebut diminta tetap waspada dan mematuhi seluruh arahan dari pihak berwenang.
“Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, serta mengikuti arahan pemerintah daerah dan BMKG,” jelas Daryono.
BACA JUGA:Praktik Setrum Ikan Marak, Dua Nyawa Melayang dan Habitat Sungai Terancam Punah
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


