Jelang Nataru, Pemprov Bengkulu Perkuat Pengendalian Inflasi Lewat Executive Meeting TPID
Jelang Nataru, Pemprov Bengkulu Perkuat Pengendalian Inflasi Lewat Executive Meeting TPID--Riko/rakyatbengkulu.com
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayah, menyampaikan bahwa kondisi inflasi Bengkulu saat ini masih berada pada level yang ideal.
“Target inflasi kita 2,5 persen, dan saat ini inflasi Bengkulu di angka 2,6 persen. Ini sebetulnya angka yang sangat baik dan ideal, karena inflasi bukan soal rendah-rendahan, tapi menjaga keseimbangan daya beli konsumen dan keberlangsungan produsen,” ungkap Wahyu.
Meski demikian, Bank Indonesia mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap inflasi dari kelompok volatile food, khususnya cabai dan bawang merah, yang rentan terdampak cuaca ekstrem dan bencana di daerah pemasok.
BACA JUGA:Cara Mudah Buka Rekening BRI 2025, Cukup Siapkan KTP dan Setoran Awal
BACA JUGA:SPAM Kobema Siap Operasi 2026, 3.000 Sambungan Air Bersih Gratis untuk Warga Bengkulu
“Akhir tahun biasanya ada kecenderungan kenaikan harga, apalagi dengan curah hujan tinggi dan adanya bencana di beberapa daerah pemasok. Ini yang harus terus kita waspadai bersama TPID,” lanjutnya.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Bank Indonesia menyatakan kesiapan untuk memfasilitasi distribusi pangan antar daerah, khususnya dari sentra produksi di luar Provinsi Bengkulu seperti Pulau Jawa.
“Kalau pemerintah daerah ingin mengintensifkan pasokan dari daerah sentra produksi lain, BI bisa memfasilitasi ongkos kirimnya. Jadi bukan membeli barangnya, tapi membantu biaya distribusi agar harga di daerah tetap stabil,” jelas Wahyu.
Melalui penguatan koordinasi TPID dan TP2DD, dukungan Bank Indonesia, serta kesiapsiagaan lintas sektor, Pemerintah Provinsi Bengkulu optimistis inflasi dapat tetap terkendali dan kebutuhan masyarakat terpenuhi secara aman dan terjangkau selama momentum Nataru.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


