HONDA

Menanti 8 Tahun, Gagal Berangkat Haji, Sempat Menangis, Takut Usia Tak Sampai

Menanti 8 Tahun, Gagal Berangkat Haji, Sempat Menangis, Takut Usia Tak Sampai

MANUSIA boleh berencana, namun Allah SWT juga yang punya kuasa. Itulah hal yang dirasakan Zainuryati (64), Calon Jamaah Haji (CJH) yang tinggal di Jalan Kapuas Raya RT 14 RW 4 Kelurahan Padang Harapan. Niat lama ingin berangkat beribadah haji gagal karena dampak pandemi Covid-19. Simak liputannya.

WINDI, Kota Bengkulu

Beribadah haji di Tanah Suci merupakan impian umat Islam. Berbagai cara dilakukan agar bisa mendatangi Baitullah. Mulai dari menabung,  meminjam uang, apapun dilakukan asal itu baik dan halal. Begitu juga yang dilakukan Zainuryati (64) pensiunan guru SDN 9 Kota Bengkulu ini.

Niat ingin beribadah haji sudah lama diimpikan anak dari almarhum KH Zakaria Labay ini. Tepatnya sebelum memasuki masa pensiun,  Januari tahun 2012, Zainuryati bersama suami memantapkan diri mendaftar berangkat haji. Kebetulan ada salah satu bank, yang sedang menawarkan promo cicilan ringan untuk biaya berangkat haji. Kesempatan itu tak disia-siakan. Bersama sang suami, Nasrul M Isa (66), pensiunan ASN ini langsung mendaftarkan diri.

“Waktu itu ada program talangan dana untuk mendaftar haji. Jadi bank yanh bayar uang pendaftarannya, terus kita yang nyicil ke bank. Saya daftar berdua dengan suami Rp 50 juta,” ujarnya.

Rupanya nasib baik benar-benar menyambangi Zainuryati.  Sebab, itu adalah program terakhir dari bank tersebut untuk membiayai pendaftaran haji secara nyicil. “Saat mendaftar, rupanya kami adalah pendaftar yang terakhir di program itu. Setelah itu, tidak ada lagi programnya, karena saya dengar pendaftarnya membludak, jadi ditutup,”  tambahnya lagi.

Setelah 8 tahun menanti, akhirnya tibalah tahun keberangkatan ke Tanah Suci. Sejumlah rangkaian proses syarat berangkat ke Tanah Suci sudah dilakukan. Namun awal Maret pikiran Zainuryati sempat gundah gulana saat mendengar kabar Covid-19 mulai menyebar di beberapa negara. “Sempat ada pikiran, jangan- jangan ibadah haji gak jadi kalau Corona terus menyebar,” imbuh Zainuryati.

Namun pikiran itu dibuang jauh-jauh, dan tetap yakin tahun 2020 ini, ia dan suami akan berangkat ke Baitullah. Namun perasan gundah itu menjadi kenyataan. Saat malam ketika sedang menonton televisi, tersiarlah kabar bahwa pemerintah membatalkan keberangkatan ibadah haji ke Tanah Suci tahun ini sebagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19.

“Saya terkejut dengar berita itu. Sempat ngucap innalilahi wa innailaihi roji'un. Sempat nangis juga, gak sampai hati membayangkan bakal batal berangkat ibadah haji, sempat berpikir juga gak bakal bisa berangkat lagi karena faktor usia,” ujarnya lirih.

Sementara sang suami, tak bergeming dan bereaksi mendengar informasi pembatalan pelaksanaan ibadah haji tahun ini. “Suami hanya bilang, banyak bersabar dan memang belum diizinkan tuhan," sambungnya. Padahal, tahun ini sesuai jadwal Zainuryati bersama suami akan berangkat ke Tanah Suci tanggal 26 Juni gabung ke kloter Pertama. Dimana sangat jarang sekali CJH asal Bengkulu bisa gabung ke kloter pertama. Biasanya masuk kloter 6 atau berikutnya.

Sempat beberapa hari patah semangat, Zainuryati tak henti berdoa agar tetap bisa melaksanakan ibadah haji. Hanya satu yang dipikirkannya terkait pelaksanaan rukun Islam yang kelima itu. Yakni usia. Ya, di usia senjanya itu, Zainuryati khawatir kalau usia nya tak sampai bila harus menunggu tahun depan.

“Ya paling itu saja. Saya berdoa semoga usia saya sampai sehingga bisa melaksanakan ibadah haji. Karena sudah lama sekali kami niat beribadah haji,” tambahnya.

Di Tanah Suci nantinya, Zainuryati mengaku akan mendoakan agar selalu diberi kesehatan. Dan sangat berharap agar seluruh keluarganya diberi kesempatan oleh Allah SWT agar bisa menunaikan ibadah haji. “Itu doa saya di Tanah Suci nanti,” tutupnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: