Kekurangan Pangan Hantui Lebih dari Sejuta Penduduk Palestina
BENGKULU - Kekurangan pangan jadi mimpi buruk yang menghantui masyarakat Palestina. Badan PBB untuk pengungsi Palestina melaporkan, sebagaimana dirilis Anadolu Agency Sabtu (20/6), sekitar satu juta pengungsi Palestina menghadapi kekurangan pangan karena blokade Israel yang terus menerus.
Di tengah krisis pangan yang terus melanda, kepedulian dermawan Indonesia senantiasa hadir untuk warga Palestina. Makanan siap santap yang diantarkan relawan Aksi Cepat Tanggap selalu jadi pengobat lara masyarakat Gaza. Kali ini, paket nasi rempah, ayam, dan sayur itu hadir untuk warga Atatra di Gaza Utara.
Sejumlah 250 jiwa menikmati makan siang dari masyarakat Indonesia itu, Kamis (18/6) lalu. Said Mukaffiy dari Tim Global Humanity Response - ACT menjelaskan, distribusi makanan bergizi merupakan program rutin ACT melalui Dapur Umum Indonesia untuk Palestina.
“Makanan siap santap ini diberikan kepada keluarga prasejahtera dan juga para yatim di Gaza. Bantuan pangan dibagikan secara berkala dari satu daerah ke daerah lain,” jelas Said.
Bertepatan dengan Hari Pengungsi Dunia 20 Juni lalu, Jamal al Khoudary, aktivis pembebasan Palestina, mengatakan, dukungan dari para dermawan sejatinya berdampak pada kehidupan pengungsi Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
Bagaimanapun, lanjut Khoudary, blokade Israel sejak 2006 benar-benar menghasilkan kemiskinan dan pengangguran di wilayah Palestina yang terokupasi. Peringatan hari pengungsi sedunia pun menaruh perhatian pada perjuangan jutaan pengungsi yang bertahan hidup di seluruh dunia. (rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: