HONDA

Minta Diangkat PNS dan Gaji Sesuai UMP

Minta Diangkat PNS dan Gaji Sesuai UMP

BENTENG – Belasan guru honorer yang tergabung dalam Guru Tenaga Kependidikan Honorer Non Kategori Usia 35 Tahun Lebih (GTKHNK35+), Senin (29/07) mendatangi DPRD Benteng. Kedatangan para guru honorer ini menyampaikan aspirasi agar diangkat menjadi PNS dan dinaikkan gajinya sesuai Upah Mininum Provinsi (UMP) yang berlaku. Ketua Forum GTKHNK35+ Benteng, Gabarudin, S.Pd menjelaskan kedatangan mereka ke DPRD membawa dua tuntutan tersebut. “Kemudian untuk umur guru honorer yang berusia 35 ke bawah, minta dinaikan gajinya sesuai UMP setiap bulannya Rp 2.213.000 per bulan. Sebab tugas dan beban kerja yang dilakukan oleh guru honorer setara dengan guru ASN pada umumnya,” jelasnya. Dia menambahkan, untuk besaran gaji yang diterima sekarang, bagi yang mendapatkan SK dari Bupati hanya menerima sebesar Rp 600 ribu per bulan. Sedangkan bagi yang SKnya dari kepala sekolah besaran gaji yang diterima sebesar Rp 300 ribu. Bahkan ada yang menerima hanya Rp 250 ribu per bulan.

PNS dan Gaji Sesuai UMP

Ia mengatakan jumlah guru honorer di Kabupaten Benteng yakni Guru Tidak Tetap (GTT) 112 orang dan Guru Bantu Daerah (GBD) 145 orang. “Tuntutan ini dilakukan karena sudah banyak guru honorer yang sudah lama mengabdi di Benteng. Bahkan ada yang sudah 15 tahun. Dengan ini kita meminta ada perhatian khusus dari Pemkab Benteng,” harapnya. Lanjutnya, Sebelum mereka mendatangi DPRD Benteng ini, para guru terlebih dahulu mendatangi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora). Namun g mereka tidak bertemu dengan kepala dinas karena masih ada pekerjaan di luar. “Kami berharap aspirasi kami para guru honorer bisa dipenuhi,” ujarnya. Menanggapi aspirasi tersebut, Ketua Komisi I DPRD Benteng, Arsyad Hamzah, SE menyatakan akan merespon aspirasi para guru honorer. Hanya saja, pihaknya dalam waktu dekat ingin mendapatkan jawaban dulu dari instansi terkait yakni Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Benteng atas permasalahan yang terjadi. Sehingga dapat mencarikan solusi terbaik agar tidak sepihak dalam mendengarkan penjelasan. “Kita cukup menyayangkan jika memang kondisi ini benar terjadi. Tapi, sebelumnya akan mengambil keterangan dari instansi terkait dulu. Memang tenaga pendidik ini menjadi ujung tombak dari pendidikan di Benteng. Jangan sampai tidak mendapatkan perhatian,” tegas Arsyad.(jee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: