HONDA

DAK Pertanian Hanya Kembali Rp 699 Juta

DAK Pertanian Hanya Kembali Rp 699 Juta

MUKOMUKO – Jika sejumlah OPD, mendapatkan alokasi cadangan dana alokasi khusus (DAK) fisik sama besar dengan alokasi sebelumnya. Berbeda dengan OPD Dinas Pertanian (Dispertan) Mukomuko. DAK yang awal alokasinya sebesar Rp 2,18 miliar, yang kemudian ditarik untuk penanganan Covid-19. Kini hanya kembali sekitar Rp 699 juta. Kepala Dispertan Mukomuko Heri Prastyono, S.STP dikonfirmasi mengaku belum mengetahui. Setahunya, DAK pertanian khususnya untuk yang sistem kontraktual, seluruhnya sudah ditarik pusat untuk kepentingan penanganan Covid-19. Sehingga DAK pertanian yang masih berlanjut di Mukomuko, hanya DAK yang sistem pengelolaannya swakelola. Dengan besarannya mencapai Rp 3 miliar. Dikelola langsung oleh kelompok tani, dan dananya juga langsung masuk ke rekening masing-masing kelompok tani. “DAK kemarin itu ada dua macam. Sistem pengelolaan kontraktual dan swakelola. Dengan sistem kontraktual di Bidang Penyuluh yang ditarik. Tapi yang untuk DAK swakelola, masih berlanjut,” kata Heri. Dijelasnya, untuk DAK yang pengelolaannya sistem kontraktual, awalnya direncanakan untuk pembangunan dan rehab kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Langkah ini, untuk merevitalisasi peran BPP, agar lebih berdaya guna untuk petani. “Lima BPP yang kita rehab rencananya kemarin itu, dananya Rp 1,8 miliar,” kata Heri. Revitalisasi BPP, untuk mempersiapkan usaha tani. Dengan gedung BPP yang dibekali sejumlah peralatan teknologi informasi (TI), diharapkan bisa jadi wadah untuk petani memasarkan produknya. BPP menjadi pusat informasi seluruh produk pertanian yang ada di wilayah BPP tersebut. Dengan begitu, petani dapat menjual langsung produknya. Sehingga biaya transportasi atau potongan yang biasa terjadi ditingkat pedagang pengumpul, bisa dihapus. Sehingga keuntungan yang diperoleh petani, diharapkan lebih maksimal. “BPP diharapkan jadi dan punya informasi seluruh produk pertanian. Jadi dari pembeli ke petani bisa langsung. Sehingga memotong mata rantai penjualan yang terjadi selama ini,” demikian Heri. (hue)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: