Terminal Jadi Lokasi Mojok Dewan Minta Diberi Lampu Penerangan
KEPAHIANG – Minimnya penerangan di beberapa kawasan di Kabupaten Kepahiang menjadi sorotan DPRD Kabupaten Kepahiang. Salah satunya penerangan di terminal Merigi yang dinilai dewan masih sangat minim. Bahkan kawasan tersebut kerap dimanfaatkan oleh oknum pemuda untuk nongkrong dan mojok pada malam hari. Kondisi kawasan terminal yang gelap, dikhawatirkan dewan akan memancing oknum pemuda untuk melakukan tindak perbuatan yang tidak senonoh, seperti mabuk-mabukan, menghisap lem, hingga berpacaran yang mengarah pada perbuatan maksiat. Diungkapkan Anggota DPRD Kabupaten Kepahiang, Hj. Dwi Pratiwi, dewan sedang mendorong Pemkab Kepahiang agar dapat memanfaatkan bangunan yang sudah menyedot anggaran miliaran rupiah tersebut menjadi fasilitas yang bermanfaat bagi daerah dan masyarakat. "Harapan kami bangunan terminal dan pasar Merigi itu dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Meski belum dilaksanakan, setidaknya dipasang lampu penerangan. Jangan sampai, hal-hal yang kita khawatirkan dijadikan tempat tidak benar," ujar Dwi. Disadari Bupati Kepahiang Dr. Ir Hidayattulah Sjahid, MM IPU bahwa fasilitas penerangan lampu masih menjadi pekerjaan rumah yang harus disegerakan. Sebagai langkah awal tahun 2019 dialokasikan anggaran sebesar Rp 150 juta, angka tersebut masih sangat jauh dari kebutuhan ideal bagi 1.381 titik lampu jalan se-Kabupaten Kepahiang. Tahun anggaran 2020 dijelaskan Bupati, Dinas Perhubungan mengalokasikan dana sebesar Rp 172 juta. Namun alokasi tersebut tidak dapat dilanjutkan karena anggaran yang disediakan direfocusing dan realokasi APBD dalam rangka penanganan pandemi Covid-19. "Tahun ini Pemkab tetap mengalokasikan penyediaan 12 titik penerangan lampu jalan di kampung kopi yang dikelola Bagian Umum. Terhadap saran dewan, akan tetap menjadi prioritas daerah dalam rangka pemanfaatan aset bangunan serta fasilitas penerangannya," demikian Bupati. (sly)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: