HONDA

Kawal Dana Bantuan Covid-19

Kawal Dana Bantuan Covid-19

BENGKULU – Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah mengatakan dana bantuan sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19 agar tepat sasaran perlu melibatkan Aparat Penegak Hukum (APH). Agar tidak menimbulkan permasalahan lain sehingga membuat stigma negatif sebagai daerah kerap bermasalah dengan kasus korupsi.

"Kita ingin menjaga nama baik daerah ini, marwah Provinsi Bengkulu dalam konteks nasional maupun di depan masyarakat kita. Kita tidak ingin stigma buruk sebagai daerah korupsi dan sebagainya melekat di daerah ini," ujar Rohidin.

Beberapa strategi yang dilakukan dalam mengawal dana bantuan Covid-19, sambung Rohidin, diantaranya adalah mengajak pihak APH, baik kejaksaan dan kepolisian dalam setiap kegiatan untuk pendampingan. Dirinya idak ingin dampak Covid-19 juga menimbulkan masalah lainnya bagi masyarakat.

"Kita ikuti aturan yang ada, kita dokumentasikan kalau perlu dalam bentuk audio visual sehingga jelas sekal sumber dana yang mana, barangnya seperti apa, penerimanya siapa dan penetapan program kita minta pendampingan pihak kejaksaan maupun kepolisian," beber Rohidin.

Upaya menghapus stigma negatif sebagai daerah yang acap kali bermasalah dengan kasus korupsi, menurut Rohidin terus dilakukan oleh pemerintah provinsi Bengkulu. Bukan hanya untuk mengembalikan nama naik saja, namun juga untuk tujuan mewujudkan cita-cita pemerintahan bersih, dan profesional agar jadi kebanggaan bersama.

“Sejak awal kepemimpinan, terus melakukan reformasi birokrasi, dimana setiap pekerjaan yang dilakukan harus selalu 'on the track', sesuai dengan regulasi yang berlaku dan transparan,” kata Rohidin saat menjadi pembicara pada webinar dengan tema penyalahgunaan bantuan sosial bagi asyarakat terdampak Covid-19 ditinjau dari perspektif hukum pidana  digelar kampus Universitas Hazairin Bengkulu, Jumat (24/7) di Balai Raya Semarak Bengkulu.

Berkat kinerja ini Pemprov Bengkulu mendapatkan apresiasi dari Kementerian Keuangan atas kinerjanya dalam penanganan covid-19 berupa insentif daerah senilai 12 Miliar lebih. Dinilai bahwa kinerja penanganan covid-19 sudah produktif dan tepat, sesuai juklak – juknisnya.

“Dan tentu ada indikator - indikator keberhasilan yang dibuat oleh gugus tugas covid-19. Kemudian kementerian keuangan meng SK kan. Alhamdulillah pemprov mendapatkan dana insentif daerah Rp 12 Miliar lebih," demikian Rohidin.

Lebong Masuk Zona Kuning

Setelah adanya pasien yang dinyatakan positif Covid-19 Jumat (24/7) kemarin di Kabupaten Lebong. Membuat daerah yang mempertahankan zona hijau itu, akan masuk menjadi zona kuning. Ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni S.KM M.Kes, menurutnya perubahan warna zona ini karena ada satu tambahan positif dari Kabupaten Lebong yakni Kasus 196, perempuan usia 47 tahun.

"Pasien kasus 196, dengan keluhan mual, muntah, batuk dan nyeri lambung. Saat ini dirawat di RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong," kata Herwan, kemarin

Dikatakannya, perubahan zona, dari hijau ke kuning untuk Kabupaten Lebong akan ditetapkan paling lambat seminggu setelah kejadian. Kendati demikian, perubahan zona kedepannya terus akan terjadi seiring adanya perubahan kasus konfirmasi di wilayah tersebut.

"Perubahan zona ini sifatnya dinamis, tergantung dengan perkembangan kasus Covid di daerah tersebut. Jika nanti kasus di lebong ini setelah 14 hari dinyatakan sembuh dan 14 hari kemudian tidak ada tambahan positif kembali, maka statusnya akan berubah menjadi hijau kembali," tambah Herwan.

Untuk itu, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Dinkes Lebong terkait kasus ini. Dan meminta agar kontak tracing secepatnya dilakukan kepada orang-orang terdekat.

" Dilakukan kontak tracing, terutama pada keluarga, orang disekitar lingkungan rumah, termasuk di lingkungan kerja pada 14 hari sebelum yang bersangkutan dinyatakan positif Covid-19," ujarnya.

Ia pun menjelaskan kronologi kejadian, dimana pada awalnya yang bersangkutan memeriksakan diri ke sebuah klinik karena memiliki gejala sakit. Sehingga diperiksa dan juga diambil swab yang dilakukan di Lab TCM RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong.

"Dari swab itulah kemudian yang bersangkutan dinyatakan positif," ucap Herwan.

Untuk diketahui, kemarin juga ada tambahan Kasus konfirmasi Positif Covid-19 yang dilaporkan sembuh. Yakni satu orang, kasus 122 dari Kota Bengkulu.

"Sehingga total kasus konfirmasi Positif Covid 19 yang dilaporkan sembuh sampai dengan hari ini berjumlah 117 orang," tutupnya.

Beberapa Vaksin Uji Klinis di Indonesia

Berbagai negara berlomba membuat vaksin dan obat untuk Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Setelah vaksin dari Sinovac Tiongkok, Indonesia siap kedatangan lagi vaksin dari Genexine, Korea Selatan, untuk menjalani uji klinis tahap II di Tanah Air. Di sisi lain, Kementerian Kesehatan juga memiliki pekerjaan rumah untuk menyiapkan distribus vaksin setelah ada yang diproduksi masal.

Dirjen Pencegakan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyebutkan bahwa badan kesehatan dunia (WHO) memimpin berbagai negara untuk melakukan riset vaksin. Sekarang ini ada tujuh kandidat calon vaksin. Salah satunya adalah sinovac.

Indonesia menjadi salah satu negara yang masuk dalam negara yang masuk solidarity trial. Untuk itu dalam uji klinis ketiga vaksin sinovac, dilakukan di Indonesia. ”Di Indonesia 1600 pasien. Ada Brazil 9000 orang,” ujar Yuri kemarin (24/7).

Dia menyatakan bahwa jika digunakan di Indonesia berarti harus ada produsen di tanah air. Ketika berhasil memproduksi maka ada peluang besar. Menurut Yuri, Indonesia bisa impor. ”Januari harapannya ada keputusan akan diproduksi masalah atau tidak,” ungkapnya.

Selain menyiapkan uji klinis, yang harus dilakukan adalah rencana distribusi vaksin setelah diproduksi masal. Menurut Yuri, Kemenkes akan bekerja secara simultan antara uji klinis 3 dengan rapat rencana vaksinasi. Dalam pembahasan ini yang dibicarakan berupa siapa saja yang didahulukan vaksin dan bagaimana melakukannya. ”Kalau vaksin sudah ketemu, maka Indonesia butuh 160 juta dosis. Ditambah booster (penguat) 160 juta lagi,” tuturnya.

Sambil hal ini berjalan, Yuri mengingatkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Menurutnya harus ada perubahan prilaku. Yang bisa memotori perubahan ini adalah tokoh yang menjadi panutan.  ”Dalam menejemen penyakit menular, kita harus menempatkan masyarskat dari subjek dan objek. Sehingga berbasis komunitas,” katanya.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan, pembahasan kerja sama keduanya telah difasilitisasi oleh KBRI Seoul sejak Juni 2020. Saat ini, Genexine sedang melakukan uji klinis tahap I di Korea Selatan. Diperkirakan, uji klinis ini bakal berjalan hingga Agustus 2020.

Jika berjalan dengan baik, akan diteruskan dengan uji klinis tahap II. Sebagai informasi, dalam kerja sama Genexine-Kalbe Farma ini menggunakan pendekatan DNA untuk pengembangan vaksin Covid-19nya.

”Uji klinis tahap II direncanakan akan dimulai di Indonesia pada bulan September atau Oktober 2020,” paparnya dalam temu media secara daring di Jakarta, Kamis lalu (23/7).

Selain dua kerja sama tersebut, Sinovac-Bio Farma dan Genexine-Kalbe Farma, Indonesia juga tengah menjanjaki kolaborasi dengan dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). ”Saat ini, Bio Farma telah masuk dalam shortlist potential manufacturers for Covid-19 vaccine CEPI,” ungkapnya.

Retno menuturkan, KBRI Oslo telah melakukan komunikasi intensif dan memfasilitasi penyampaian proposal kerja sama Bio Farma kepada CEPI sejak April 2020. Hal ini untuk menjajaki peluang kerja sama sebagai mitra pengembangan dan produksi vaksin CEPI.

Menurutnya, CEPI merupakan salah satu platform Public Private Partnership (PPP) terdepan dalam pengembangan vaksin. Setidaknya 7 kandidat vaksin CEPI telah masuk dalam tahap uji klinis. Yakni, Inovio (DNA), Moderna (RNA), Novavax (protein sub unit), Astra Zeneca (non- replicating viral vector), Curevac (RNA), dan Clover Pharmaceuticals (protein sub-unit), the University of Queensland (protein sub unit).

Retno menekankan, kerja sama dengan berbagai pihak ini dilakukan secara parallel untuk mendapatkan akses tercepat kepada vaksin. Upaya ini merupakan program jangka pendek Indonesia saat ini dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Indonesia sendiri, dalam di setiap  pertemuan internasional termasuk pada level KTT terus menyuarakan pentingnya akses terhadap vaksin yang aman, tepat waktu dan dengan harga terjangkau bagi semua negara. Mengingat vaksin meruapakan  game-changer yang akan menjadi titik tolak pemulihan pandemi Covid-19.

”Sementara strategi jangka panjang menuju kemandirian melalui pengembangan vaksin nasional oleh Konsorsium Vaksin Nasional,”paparnya.

Kemenlu sendiri berperan besar dalam seluruh kerja sama ini. Diplomasi tingkat tinggi dilakukan untuk membantu tercukupinya kebutuhan alat kesehatan, obat-obatan, dan vaksin. Misalnya, terkait kerja sama dengan Sinovac. Dubes di Beijing secara langsung menemui Sinovac di fasilitas pengembangan vaksin Sinovac untuk kerja sama ini pada 27 Mei 2020 lalu. Seperti diketahui, sinovac jadi salah satu dari 5 kandidat terdepan yang telah memasuki fase ke-3 uji klinis vaksin ke manusia dari 166 kandidat vaksin.

Selain itu, Kemenlu juga terlibat langsung dalam upaya Bio Farma melakukan upgrading mesin produksi vaksin untuk mencapai 250 juta dosis/tahun. Kemenlu memfasilitasi kedatangan tenaga ahli dari Eropa di saat masih terjadi penutupan perbatasan berbagai negara di masa pandemi ini.

”Yang ingin saya garisbawahi, bahwa kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac ini adalah kerja sama yang setara. equal and mutual,” tegas Menlu.

Terpisah Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menyatakan, sebenarnya pihaknya tidak memiliki rencana untuk memproduksi vaksin. Namun, kebutuhan masyarakat untuk terhindar dari infeksi Covid-19 di Indonesia membuat perseroan melakukan perubahan secara cepat.

Kalbe Farma melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Genexine Inc, perusahaan farmasi Korea Selatan, Mei lalu. Melalui nota tersebut Kalbe Farma mengajak kolaborasi untuk mengembangkan vaksin Covid-19 baru.

“Kami langsung bekerjasama dengan pemain luar negeri yang punya teknologi. Kita bawa ke Indonesia. Kali ini, kami berpatner untuk melakukan riset secara internasional, uji klinis dengan menggunakan metode DNA,” beber Vidjongtius.

Jika semua tahapan uji klinis berjalan dengan baik. Ditambah pemerintah mendukung dalam hal peraturan, Vidjongtius memperkirakan vaksin Kalbe Farma siap produksi di pertengahan 2021. (key/war/jpg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: