Pengamat: Hasil Survei Ilmiah Gambarkan Kekuatan Kandidat
BENGKULU - Kontestasi politik Pilkada serentak Provinsi Bengkulu yang akan digelar pada 9 Desember 2020 mendatang mulai menegangkan. Sejumlah nama kandidat muncul ke permukaan digadang-gadangkan bakal maju dalam kontestasi. Perebutan kursi BD 1 atau Gubernur Bengkulu diprediksi menjadi yang paling panas.
Beberapa nama yang telah muncul ke permukaan diantaranya Gubernur aktif, kepala daerah dan mantan kepala daerah tingkat dua hingga mantan Gubernur Bengkulu Agusrin M Najamudin. Namun, hingga saat ini belum ada yang pasti siapa yang benar-benar akan maju atau siapa berpasangan dengan siapa. Surat sakti atau mandat dari Partai Politik (Parpol) besar pemilik kursi di DPRD pun masih mengambang untuk berlabuh kemana. Sebelum perebutan suara, perebutan surat sakti Parpol menjadi pertarungan awal.
Lobi-lobi politik hingga hasil survei akan menjadi pertimbangan bagi Parpol dalam menentukan calon mana yang akan mereka beri dukungan. Belakangan, sejumlah lembaga survei kredibel bahkan telah merilis data hasil penelitian ilmiah mereka. Hasil survei ilmiah inilah yang menjadi gambaran kekuatan para kandidat dalam kontestasi mendatang.
Pengamat Politik Universitas Bengkulu, Azhar Marwan memberikan pandangan mengenai situasi Pilkada di Bengkulu setelah melihat dari beberapa hasil survei tersebut. Ia mengatakan, perdebatan sering kali muncul dari sebuah hasil survei itu karena ada yang merasa diuntungkan serta ada juga yang merasa dirugikan. Maka jika kita bicara tentang kebenaran dari sebuah hasil survei artinya kita bicara validitas serta tingkat kejujuran.
"Secara akademis hasil sebuah survei memang bisa dijadikan rujukan untuk mengukur kekuatan berdasarkan informasi dari keterwakilan populasi dari seluruh unit populasi yang ada," jelas Azhar, Jumat (31/7).
Azhar mengungkapkan, hasil survei sedikit banyaknya memang bisa mempengaruhi opini dan persepsi publik. Apalagi menjelang hajatan politik seperti ini, maka banyak orang berminat dan berniat menjadikan survei sebagai bahan pertimbangan untuk terjun atau tidak terjun ke dunia politik.
"Karena hasil survei bisa digunakan untuk mengukur diri atau menentukan langkah dalam menyusun strategi menuju sebuah kemenangan. Dalam bahasa militer itu kita butuh informasi kekuatan serta kelemahan lawan. Sebab kelemahan lawan itu adalah merupakan kekuatan kita. Tapi politik juga tidak boleh terlalu optimistis, meskipun juga kita tidak pula boleh pesimistis. Sikap hati-hati, waspada dan antisipatif sangat diperlukan bagi seorang petarung politik," terangnya. (zie)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: