Keindahan RL Tidak Kalah Dengan Swiss
CURUP – Keindahan alam Kabupaten Rejang Lebong (RL) sama-sama kita ketahui sudah cukup diakui di Indonesia. Karena hampir di setiap wilayah kecamatan masih memiliki lahan pertanian, hutan dan wisata alam yang masih asri. Keindahan alam ini juga sempat dipuji oleh Ketua TP PKK RI Tri Suswati yang merupakan istri Mendagri M. Tito Karnavian saat berkunjung ke Kabupaten RL. ‘’Saya sangat beruntung, karena ini pertama kalinya saya ke Provinsi Bengkulu dan langsung ke Rejang Lebong yang sangat indah dari udara dan bukan main luar biasa. Karena ternyata tidak kalah indahnya dengan Kota Swis,’’ ungkap Tri saat berada di rumah Dinas Bupati RL mendampingi Mendagri. Disampaikan Tri, dirinya ikut serta mendampingi Mendagri bukan dalam rangka hanya sekadar memberikan pengarahan. Melainkan juga sekaligus mengucapkan terimakasih kepada Bupati Hijazi atas kesempatan yang diberikan kepada Tim Penggerak (TP) PKK dalam upaya penanganan wabah Covid-19, yaitu dalam pembagian sejuta masker. Karena, sambung Tri, PKK mendapat perintah langsung Presiden Jokowi agar kader PKK ikut serta aktif membagikan masker door to door atau dari pintu ke pintu dalam mebantu pemerintah. Ini sekaligus bentuak pengakuan terhadap peran PKK dalam masyarakat. Dan bukan hanya pengakuan secara nasional, melainkan hingga dunia. ‘’PKK sudah diakui dimasyarakat dan bukan nasional saja, melainkan hingga dunia. PKK dinilai merupakan lembaga swadaya masyarakat terbesar di dunia yang mempuanyai anggota atau kader hingga ke tingkat masyarakat bawah di desa yang mencapai jutaan orang. Jadi saya ikut serta ke Rejang Lebong, bukan untuk memberikan arahan, melainkan mengucapkan terimakasih kepada pak bupati dan Pemkab Rejang Lebong yang sudah menyediakan satu juta masker. Dan ini luar biasa dan ini juga menjadi alasan pak Mendagri mau datang ke sini (Rejang Lebong, red),’’ ungkap Tri. Tri berpesan, kepada seluruh kader dalam membantu pemerintah membagikan masker dari rumah ke rumah, tidak hanya mereka saja yang berperan, melainkan juga melibatkan komunitas-komunitas lokal dengan tetap displin dalam protokol kesehatan. ‘’Mereka harus memahami dulu tentang penggunaan masker maupun protokol kesehatan lainnya. Baru nantinya bersama-sama membagikan masker sekaligus mensosialisasikan protokol kesehatan lainnya,’’ demikian Tri.(dtk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: