Pasar Semrawut Sulit Dikendalikan
BENGKULU - Pasca adanya klaster Pasar Panorama beberapa waktu lalu membuat salah satu pasar terbesar di Kota Bengkulu itu, dikhawatirkan bisa menyebarkan Covid-19. Ini disampaikan oleh Wakil Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi. Menurutnya, beberapa waktu yang lalu, pihaknya mengimbau untuk pedagang di Pasar Panorama. Diperbolehkan untuk berdagang di badan jalan. Mengingat dalam pasar diindikasikan dapat menyebar Covid-19, baik kepada pedagang maupun pembeli. Sehingga jangan ada penularan yang lebih luas. "Jujur kita belum bisa bertindak tegas, karena kondisi masyarakat memang lagi susah," kata Dedy, Kamis (27/8).
Melihat ini, lanjut Dedy, kondisi padatnya pasar membuat masyarakat acuh terhadap jarak satu sama lain. Bahkan physical distance pun tidak dipedulikan lagi. Sementara saat ini, protokol kesehatan memang harus dilakukan. Misalnya jarak aman satu hingga 2 meter antar satu orang dengan yang lainnya. Mencuci tangan sesering mungkin, menggunakan masker, serta menghindari kerumunan massa. "Nanti pasar kita akan mengacu pada Perda Pengelolaan Pasar Rakyat kemarin kan telah disahkan. Bagaimana penataan, kita betul betul ingin menjadi pasar yang higienis," tambahnya.
Dengan kebijakan Pemkot Bengkulu itu, ia belum dapat memastikan sampai kapan pedagang diperbolehkan untuk berdagang di badan jalan. Hal ini dikarenakan belum ada kepastian akan berhentinya pandemi yang disebabkan virus asal China itu. Sementara untuk keluhan terkait kemacetan, yang sering terjadi di jam-jam tertentu. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Satpol-PP Kota Bengkulu, agar menertipkan sehingga tidak terjadi kemacetan di area tersebut.
"Kita menyiapkan jarak itu sebelah untuk berdagang dan di sampingnya untuk parkir para pembeli. Tapi kenyataan di lapangan tidak demikian, Nah itu perlu dilakukan penertiban di pasar agar tidak terjadi kemacetan," jelasnya.
Terpisah, Wakil Ketua I DPRD Kota Bengkulu, Marliadi mengatakan kenyamanan dan kerapian di sekitar pasar itu memang kurang layak untuk berjualan di badan jalan itu. Namun, karena ini juga imbas dari adanya klaster pasar. Sehingga terpaksa, mengalihkan para pedagang ini dari tempat sebelumnya. Padahal pemerintah sendiri, sudah menyiapkan tempat-tempat seperti auning untuk pedagang berjualan. "Dalam pandemi ini, kita tetap menghimbau masyarakat terutama para pedagang agar tetap menjaga jarak. Dan jaga kesehatan, kalau memang faktor ekonomi yang mengharuskan kita beraktivitas apalagi setelah new normal ini," tukasnya.
Ia pun berharap kepada pedagang agar dapat menempati tempat tempat yang sudah disediakan pemerintah. Sehingga physical distancing di sana tetap ada. Selain itu, juga tidak menggangu proses lalu lintas di pasar itu.
"Kita berharap juga kepada dinas yang terkait untuk menertibkan itu. Kalau dinas terkait ya memang disektor nya memang ada kewajiban mereka untuk menertibkan itu. Merapikan pedagang itu," imbuhnya.
Ia berpesan agar saat memasuki dalam fase normal nanti. Perlahan-lahan, pihaknya akan meminta kepada instansi terkait, seperti dinas perindustrian dan Perdagangan kota Bengkulu dan Satpol-PP untuk menertibkan kembali para pedagang ini. Sehingga para pedagang ini dapat berdagang kembali di tempat yang telah disediakan sebelumnya. "Yang namanya masyarakat kita sudah tertibkan saja mereka tidak mau tertib. Apalagi kita diamkan. Sehingga kita dorong juga kepada dinas terkait untuk menindaklanjuti itu," tutupnya. (war)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: