Andaru: Jadilah Politikus yang Menciptakan Solusi, Bukan Sensasi
ARGA MAKMUR – Pasangan calon Bupati Bengkulu Utara, Ir. H. Mian yang berpasangan kembali dengan Arie Septia Adinata, SE, M.Ap bisa dipastikan akan menjadi calon tunggal dalam perhelatan Pilkada Desember mendatang. Sepuluh dari 12 Parpol di DPRD Bengkulu Utara sepakat untuk melanjutkan program pembangunan dan kepemimpinan yang dilakukan Mian – Arie. Politisi PDI-Perjuangan yang juga Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Dapil Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah (Benteng), Andaru Pranata, SE menuturkan jika adanya calon tunggal ini menunjukkan jika kematangan berpolitik yang dilakukan politisi di Bengkulu Utara. Sehingga memang dukungan pembangunan yang dilakukan ditunjukkan dengan dukungan pada pasangan calon. “Hal ini menunjukkan parpol-parpol di Bengkulu Utara memang bukan hanya bertujuan untuk meraih jabatan. Namun lebih mementingkan pembangunan bagi masyarakat Bengkulu Utara,” ujar Andaru, Senin (7/9). Ia juga mengaku miris apabila ada Parpol yang mengampanyekan agar masyarakat memilih kotak kosong. Ia menilai hal itu sama saja Parpol tersebut tidak siap dalam berkontestasi dan tidak memiliki program yang jelas untuk masyarakat dan kadernya. “Yang terpenting adalah menciptakan program untuk memajukan daerah. Dalam hal ini Parpol harus memiliki program yang jelas. Jika ada parpol yang mengampanyekan kotak kosong, artinya Parpol tersebut tiap siap berkontestasi,” terangnya. Jika kotak kosong menang dalam Pilkada, artinya daerah akan dipimpin oleh caretaker. Hal ini sangat rawan terhadap pembangunan lantaran bukan tak mungkin pemimpin yang ditunjuk orang yang tidak mengerti kebutuhan dan kondisi masyarakat sebenarnya. “Bengkulu Utara butuh pemimpin yang berintegritas, cerdas, kreatif dan inovatif. Terpenting mengerti dan paham dengan kondisi Bengkulu Utara. Dukungan besar pada pasangan calon saat ini, menunjukkan Parpol berpikir realistis dan bertujuan untuk pembangunan Bengkulu Utara,” katanya. Parpol yang mengampanyekan memenangkan kotak kosong dinilainya sama dengan mengajak masyarakat pada sesuatu yang belum jelas. Sama saja dengan tidak ingin masyarakat untuk menerima pembangunan yang berkelanjutan. “Artinya tidak ingin masyarakat menerima program yang memang pro rakyat seperti yang dilakukan selama ini. Mengajak masyarakat memilih kotak kosong sama saja menjerumuskan masyarakat pada lubang yang gelap,” tegas Andaru. (qia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: