Kuota Berlebih Gas Subsidi Langka, Diduga Ada Oknum yang Bermain
BENGKULU - Pertamina wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), di Bengkulu mengaku heran dengan terjadinya kelangkaan gas bersubsidi 3 kilogram di Bengkulu. Sebab, berdasarkan kuota dan realisasi penyaluran setiap bulan, wilayah Provinsi Bengkulu selalu surplus.
Region Manager Communication, Relation & CSR PT. Pertamina Sumbagsel Dewi Sri Utami mengatakan dilihat dari kuota, Kota Bengkulu mendapat pasokan sebanyak 10.732 metrik ton (MT), sedangkan rata-rata bulanan kebutuhan gas elpiji subsidi di Kota Bengkulu sebesar 909,8 metrik ton (MT). ‘’Kalau dari perbandingan ini realisasi dibanding kuota dilihat dari Januari sampai Agustus adalah 102 persen dan sudah melebihi 2 persen,’’ jelasnya kepada RB.
Pertamina juga telah menyalurkan elpiji subsidi di Kota Bengkulu diatas 24 persen dari rata-rata konsumsi harian.Untuk penyaluran pada 14 September pasokan elpiji 3 Kg sekitar 14.500 tabung. "Jumlah ini sudah ditingkatkan 24 persen dari rata-rata harian yang disalurkan untuk pangkalan di Kota Bengkulu," kata Dewi Sri Utami.
Berdasarkan kuota dan realisasi penyaluran setiap bulan wilayah Provinsi Bengkulu selalu di atas rata-rata. Dimana sebulan rata-rata konsumsi elpiji 3 Kg sebesar 910 metrik ton, sementara penyaluran di bulan agustus mencapai 919 metrik ton (MT).
‘’Kalau dari perbandingan ini realisasi dibanding rata-rata konsumsi normal bulanan sudah mengalami peningkatan,’’ jelasnya.
Pertamina mengkhawatirkan gas subsidi 3 kilogram yang diperuntukkan masyarakat ekonomi kecil ini tidak tepat sasaran. Alias ikut dinikmati masyarakat golongan mampu yang seharusnya tidak perlu ikut-ikutan menikmati gas bersubsidi. ‘’Sekali lagi ini sangat mengherankan sekali, sebab kalau dari data tak mungkin gas itu lenyap,‘’ tukasnya.
Sebelumnya, beberapa masyarakat yang mengaku tidak mendapat gas subsidi meski sudah ke pangkalan dan mencari ke warung-warung. Pihak Pertamina menegaskan jika sumber masalahnya ada di warung-warung tidak menjadi wewenang mereka untuk melakukan penertiban. ‘’Kalau sudah diwarung-warung bukan tanggung jawab Pertamina lagi,‘’ jelasnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Bengkulu Marliadi mengatakan untuk kuota gas subsidi 3 kilogram di Kota Bengkulu sudah cukup. Namun terjadinya kelangkaan itu bisa disebabkan karena ada oknum yang bermain. Maka dari itu pihaknya meminta Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) untuk melakukan pengawasan ke setiap pangkalan yang terjadi kelangkaan.
“Kita minta Disperindag pengawas betul, jika ada pangkalan yang nakal segera ditindak jika perlu dicabut izin usahanya. Sehingga kuota di Kota Bengkulu bisa normal,” terangnya.
Dia bahkan menduga kalau ada oknum yang bermain menjual kuota untuk Bengkulu keluar daerah. “Ini perlu dipantau, kenapa dalam waktu singkat sudah habis,” ujarnya.(iks)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: