Tangani DBD, Dinkes Dinilai Lamban
KOTA MANNA – Tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) yang mencapai 152 kasus lebih membuat Komisi III DPRD BS geram. Sebab, penanganan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) dinilai dewan terkesan lambat. Masyarakat yang terkena DBD terus bertambah. Anggota Komisi III DPRD BS Herian Johari menyesalkan lambannya penanganan DBD oleh Dinkes. Herian menjelaskan beberapa waktu lalu ia pernah menghubungi langsung Kepala Dinkes yakni Siswanto untuk meminta fogging di salah satu kawasan yang terkena DBD. Saat itu juga tambah Herian pihak Dinkes langsung merespon dan mengatakan “segera ditangani”. Namun hingga kemarin (9/11) Herian menyesalkan Dinkes belum berbuat apa-apa untuk pencegahan DBD. Sehingga dirinya menyampaikan Dinkes lambat dalam pencegahan DDB. Herian menyebut Dinkes BS terkesan tidak serius dalam menangani penyakit menular satu ini. Hal ini terungkap dari banyaknya laporan warga BS yang belum ditanggapi secara pasti oleh Dinkes BS. Tidak ingin DBD terus merebak ke seluruh desa dan kecamatan di BS, Herian berharap Dinkes lebih tanggap dan cepat dalam penanganan DBD. “Dinkes jangan omongan doang, penyakit DBD harus ditanggapi serius banyak warga yang mengeluh pelayanan Dinkes lambat,” kesal Herian Bahkan Herian menduga, pihak Dinkes hanya cepat menangani kasus yang anggarannya besar. Sedangkan kasus DBD diyakini Herian kurang diperhatikan lantaran dana minim. Menanggapi tudingan soal lambannya penanganan DBD oleh Dinkes, Kabid P2P Ns.Elfa Sari, S.Kep, M.Kes mengaku proses fogging tidak bisa dilakukan full setiap hari. Fogging hanya bisa dilakukan di waktu tertentu. Sedangkan daftar antre untuk penanganan fogging sebut Elfa sampai 60 lokasi. Oleh sebab itu dia mengklaim penanganan DBD oleh Dinkes tetap berjalan normal. "Setiap kecamatan ada kasus DBD, dan semuanya antre mendapatkan penanganan," ujar Elfa. (tek)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: