Distan Klaim Bantuan Pertanian Tepat Sasaran
KEPAHIANG – Adanya ungkapan masyarakat bahwa bantuan pertanian di Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Kepahiang kerap tidak tepat sasaran, dibantah langsung Kepala Distan, Hernawan, S.PKP. Menurutnya penyaluran program sudah sesuai prosedur yang berlaku dan sudah dilakukan pengawasan oleh penegak hukum. Selain itu setiap tahunnya pihaknya selalu diaudit baik oleh inspektorat maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait program-progam yang telah dilakukan. “Ya silakan saja beranggapan di luar sana. Namun yang jelas kita sudah melakukannya (penyaluran program, red) sesuai dengan prosedur dan aturan hukum yang berlaku. Lagian juga setiap tahunnya kita diaudit. Dari sana tentu jelas seperti apa evaluasi dari program kita,” terang Hernawan. Dia mencontohkan program kopi sambung yang selalu dialokasikan melalui APBD sejak 3 tahun terakhir dan APBD sejak 2 tahun terakhir ini, jika hasil audit dan evaluasi menyatakan program tersebut gagal, maka tidak akan mungkin selalu mendapat kucuran dana tiap tahun. “Program kopi sambung setiap tahun kita selalu gelontorkan dana, baik dari APBD Kabupaten mapun APBN. Kalau program kita ini gagal, tentu tidak tiap tahun dapat anggaran. Karena penganggaran itu setelah melalui kajian dan evaluasi,” bebernya. Terkait indikator keberhasilan kopi sambung sendiri, Hernawan mengatakan program tersebut merupakan program jangka panjang yang berakhir pada tahun 2021 mendatang. Sehingga untuk penghitungan hasilnya baru bisa dilakukan pada tahun 2022 mendatang. “Tapi kalau hasil sementara, kita bisa cek langsung hasil evaluasi program dan data di lapangan. Saat ini untuk kopi sambung sudah bisa menghasilkan 1,3 ton kopi per hektare per tahunnya. Angka ini jauh meningkat dibanding sebelum ada program kopi sambung, yang hanya ratusan kilogram per hektare per tahunnya,” jelasnya. Kemudian untuk program bantuan bibit bawang merah dan bawang putih, Hernawan mengatakan kedua program ini baru diluncurkan di tahun 2020. Jadi belum bisa diketahui berapa angka produksi pastinya. Evaluasi baru akan dilakukan di bulan Desember mendatang. Itupun untuk beberapa bibit yang sudah di panen. “Perlu penghitungan secara kolektif di keseluruhan lahan penerima bantuan. Setelah itu baru bisa kita ketahui apakah program ini berhasil atau tidak,” sampai Hernawan. Terakhir mengenai bantuan pertanian kepada poktan yang terkesan hanya didapat oleh poktan tertentu, ia menjelaskan bahwa dalam penyaluran bantuan tersebut melalui tahapan verifikasi dan monitoring sesuai dengan proposal yang disampaikan oleh poktan di seluruh kecamatan. Ada beberapa kriteria dalam verifikasi, mulai dari jumlah anggota poktan, luas lahan dan kegemburan tanah. “Penilaian pun dilakukan secara objektif. Jadi bukan karena poktan ini dekat atau tidak, namun hasil monitoring lapangan dan kelengkapan dokumen poktan yang menentukan apakah layak menerima bantuan atau tidak,” pungkasnya.(sly)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: