Siagakan Perahu Karet dan Alat Berat
ARGA MAKMUR – Pemkab Bengkulu Utara (BU) menggelar apel kesiapsiagaan penanganan bencana, kemarin (24/11). Apel ini dipimpin Kapolres BU AKBP. Anton Setyo Hartanto, S.IK, MH dan Sekda Dr. Haryadi, MM, M.Si di halaman Mapolres BU. Haryadi mengatakan saat ini cuaca tidak bersahabat. Sehingga Pemkab BU bersama Polri dan TNI siap siaga jika terjadi bencana dengan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. Diantaranya perahu karet dan alat berat. “Kita tidak berharap terjadinya bencana, namun melihat kondisi cuaca seperti saat ini, kita harus terus waspada dan menyiapkan langkah jika terjadi bencana,” terangnya. Dijelaskannya, wilayah BU rawan terjadi tanah longsor, jalan putus, pohon tumbang dan banjir. Ia menegaskan Pemkab BU menyiapkan alat berat dan peralatan penanganan lainnya untuk memastikan penanganan segera jika terjadi bencana. “Alat berat kita siagakan di Dinas PUPR. Harus segera dimobilisasi jika memang masyarakat membutuhkan jika terjadi bencana. Sehingga memang ada penanganan segera dan bencana bisa tertangani hingga tidak berimbas parah di masyarakat,” jelas Haryadi. Kapolres menambahkan cuaca saat ini sangat tidak bersahabat sehingga bencana bisa datang kapan saja dan dalam bentuk apa saja. Kesiapan semua pihak dalam penanganan harus dipastikan. “Dengan apel ini, kesiapan semua pihak harus dipastikan. Sehingga saat bencana terjadi semua pihak sudah tahu tugasnya masing-masing dalam melakukan penanganan,” tegas Kapolres. 98 Rumah Terendam Banjir kembali terjadi di Kecamatan Air Besi. Hujan yang terjadi sejak Senin sore hingga Selasa (24/11) dini hari membuat banjir terjadi di Desa Tanjung Genting, Talang Pungguk dan terparah di Desa Talang Renah, Kecamatan Air Besi. Sedikitnya 50 rumah yang terendam di Desa Talang Renah, 20 rumah di Desa Talang Pungguk dan 28 rumah di Desa Tanjung Genting. Itu sudah termasuk kantor desa dan SD Talang Renah yang juga ikut terendam banjir dengan ketinggian hampir 1 meter. Tak hanya rumah warga, ruas jalan dari Desa Talang Renah menuju Desa Kota Agung juga sempat tak bisa dilewati hingga pukul 12.00 WIB kemarin karena jalan masih 1 meter tertutup air. Aktivitas masyarakat juga sempat terhenti. Kades Talang Renah, Sarmanadi menuturkan air mulai masuk ke rumah warga pukul 23.00 WIB Senin (23/11) malam. Hujan deras terjadi mulai pukul 16.00 WIB Senin sore hingga Selasa jelang subuh, hingga membuat aliran sungai Air Besi meluap. Warga sendiri sejak Senin malam sudah mengantisipasi terjadinya banjir tersebut melihat curah hujan dan kondisi sungai yang persis berada di belakang rumah warga. Sejak pukul 19.00 WIB, warga sudah mulai mengevakuasi barang berharga miliknya ke tempat yang lebih tinggi. “Tidak ada barang elektronik warga yang ikut terendam. Hanya saja warga tetap harus membersihkan rumah karena lumpur yang masuk akibat banjir,” jelasnya. Tidak hanya rumah, diperkirakan lebih dari 30 Ha sawah milik masyarakat yang terancam gagal panen karena terendam. Banjir ini merupakan banjir tahunan yang terjadi di Kecamatan Air Besi hampir di setiap musim hujan turun. “Hampir setiap musim hujan memang terjadi banjir, hanya saja memang kali ini cukup besar,” jelasnya. Kapolsek Air Besi Iptu. Aljum Fitri, SH, MT mengatakan kemarin polisi bersama TNI membantu melakukan evakuasi barang-barang milik warga. “Sejak Senin malam kita sudah berpatroli dan mengingatkan masyarakat akan bahaya banjir melihat kondisi cuaca dan curah hujan sejak Senin sore,” bebernya. Selain membantu warga, polisi juga mengantisipasi terkait kemungkinan adanya pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan saat banjir tersebut untuk melakukan tindak pidana. Sehingga sejak Senin malam, polisi sudah disiagakan di tiga desa. “Kita siagakan polisi untuk membantu warga sekaligus memastikan keamanan saat terjadi bajir. Saat ini (sore kemarin, red) kondisi masyarakat sudah kembali kondusif,” ujar Aljum.(qia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: