Bayi Hidrosefalus Butuh Bantuan
SELUMA - Keynara Putri Kinanti, bayi perempuan yang baru berumur empat bulan asal Desa Talang Kabu Kecamatan Ilir Talo terus menangis setiap hari. Itu dimungkinkan rasa sakit yang dideritanya. Bayi mungil pasangan Bimo Apriansyah (18) dan Tiana (19) ini menderita hidrosefalus sejak lahir. Akibat penyakit itu, kepala Keynara terus membesar hingga hari ini. Sejak lahir, orang tua Keynara berniat membawanya ke rumah sakit besar untuk mengobati penyakit yang diderita sang buah hati. Namun keadaan ekonomi membuat orang tuanya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani ini, kesulitan. Bahkan, orang tuanya hanya bisa bersedih melihat keadaan anaknya yang setiap harinya menangis. Menurut Sella, kerabat orang tua Keynara, bayi itu mulai kelihatan mengalami penyakit sejak dua minggu terakhir. Sebelumnya memang ada keanehan sedikit di kepala, yaitu ada daging yang lembut. Melihat hal itu, orang tuanya berinisiatif melakukan pengobatan secara tradisional. “Sudah mencoba berobat tradisional, kata yang mengobati bisa sembuh dengan sendirinya. Nyatanya malah semakin membesar,” ujar Sella. Kemudian, setelah dua minggu pengobatan itu, di bagian kepalanya yang lembut mulai kelihatan membesar dan terasa sakit. Bahkan ketika bayi itu akan dipasangkan baju juga susah. Setiap harinya, bayi itu hanya bisa menangis. Karena tidak tega melihat kondisi anaknya yang semakin memburuk, pihak keluarga mencoba membawanya ke salah satu rumah sakit yang ada di Kota Bengkulu. Namun rencana itu batal karena sang dokter yang tidak ada serta kesulitan dalam biaya. “Jadi sekarang Keynara ini dibawa kembali pulang ke rumahnya karena dokternya tidak ada juga karena ekonomi keluarganya,” lanjutnya. Maka dari itu, Keynara membutuhkan bantuan dermawan untuk biaya berobat. Adapun jika ada dermawan yang ingin membantu, bisa langsung mengunjungi rumahnya yang ada di Desa Talang Kabu. Atau bisa menghubungi nenek Keynara, Mimi di nomor 082376497764 atau ke Sella 082327640882. Pihak keluarga juga berharap adanya bantuan dari pemerintah. Mengingat penyakit ini membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk berobat. “Kalau biaya mandiri kami tidak ada,” ujar Sella.(cup)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: