Akses Trans Batu Ampar Banyak Rusak
KEDURANG – Jalan menuju Trans desa Batu Ampar Kecamatan Kedurang saat ini banyak rusak dan berlumpur. Terlebih jalan ini belum diaspal dan hanya batu kerikil. Ini salah satu membuat Trans Batu Ampar menjadi salah satu wilayah yang terisolir di Kabupaten BS. Bagaimana tidak, untuk menuju wilayah ini dari Kota Manna membutuhkan waktu hingga 2 jam lebih lantaran jalan yang rusak. Padahal di Trans Batu Ampar terdapat beberapa Kepala Keluarga yang mayoritas petani. Jarak antar Desa Batu Ampar menuju Trans ini lebih kurang 3 kilometer.Dengan medan yang terjal naik turun bukit. Bahkan samping kanan kiri jalan ada jurang yang sangat dalam. Seperti disampaikan salah satu warga Trans Batu Ampar, Nurkholis. Dia mengakui akses menuju tempatnya memang jauh dari desa Batu Ampar. Apalagi untuk melewatinya melalui hutan dan tebing. Pihaknya tidak terlalu mempermasalahkan apabila kondisi cuaca cerah. Namun apabila musim hujan sangat sulit untuk melewati jalan yang banyak tebing dan licin. “Kalau hujan sangat sulit, padahal warga disini banyak juga yang keluar masuk untuk berkerja di luar trans,” kata Nurkholis. Hal yang sama juga disampaikan Tenaga Honorer yang mengajar di cabang SDN 68 Trans Anisti. Dia menyebutkan apabila musim hujan ia tidak masuk ke trans lantaran jalan yang berbahaya. Kondisi ini tentu membuat ia dan murid terganggu saat proses belajar mengajar karena jalan yang tidak baik. Oleh sebab itu dia meminta pada pemerintah agar dapat memperbaiki jalan tersebut, sehingga tidak menggangu proses pembelajaran murid SD. “Kami kan ada empat orang guru di sana, dua orang dari luar dan dua orang memang dari trans. Saat musim hujan kami dari luar tidak bisa masuk dan terpaksa digantikan oleh dua orang guru di trans,” ujarnya. Sementara itu Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten BS Teddy Setiawan, ST, MM, M.Si mengaku, jalan tersebut bukanlah tanggung jawab PUPR Kabupaten BS. Namun jalan itu sebut Teddy adalah tanggung jawab pihak Disnakertrans Kabupaten BS. “Itu milik Disnakertrans, perbaikannya serentak dengan trans itu. Jadi bukan PUPR,” ungkap Teddy. (tek)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: