Bupati dan Pendeta Gagal Divaksin
MUKOMUKO – Sebanyak empat orang penting di Kabupaten Mukomuko, gagal diberikan vaksin Covid-19. Padahal, vaksinasi itu menjadi yang pertama kalinya di Kabupaten Mukomuko. Mereka, Bupati Mukomuko H. Choirul Huda, SH, Wakil Bupati Mukomuko Haidir, S.IP, Ketua MUI Mukomuko dan seorang pendeta. Mengenai hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Mukomuko, Desriani, SH menyatakan, bahwa hal tersebut bukan atas permintaan dari yang bersangkutan. Namun murni dari hasil pemeriksaan kesehatan, sesaat sebelum dilakukan penyuntikan vaksin. Keempat orang penting itu, tidak memenuhi syarat untuk disuntik vaksin Covid-19. “Tidak bisa divaksin, karena kondisi kesehatan. Pak Bupati, memiliki riwayat penyakit,” kata Desriani. Sedangkan wakil bupati, dari pengecekan riwayat penyakit, siap untuk divaksin. Namun akhirnya tidak dilaksanakan, karena saat pemeriksaan, tensi darahnya tinggi. “Bahkan untuk Pak Wabup ini, pemeriksaan dilakukan sampai dua kali. Hasilnya tetap sama, tensi darah tinggi. Begitu juga dengan ketua MUI dan pendeta, tensi darah tinggi,” sebutnya. Hanya enam orang penting di Kabupaten Mukomuko, yang bisa disuntik untuk menerima vaksin pertama kali di Kabupaten Mukomuko. Yakni Ketua DPRD Mukomuko M. Ali Saftaini, SE, Dandim 0428/Mukomuko Letkol. Inf. YM. Teguh Edi Pamungkas, dan Kapolres Mukomuko AKBP. Andy Arisandi, SH, S.IK, MH. Berikutnya, Kajari Mukomuko Hendri Antoro, S.Ag, SH, MH, Ketua Pengadilan Negeri Mukomuko Dr. Nur Kholis, SH, MH dan Ketua Pengadilan Agama Mukomuko, Fatullah, S.Ag. “Dari hasil screening atau pemeriksaan kesehatan, hanya enam orang yang dinyatakan memenuhi syarat untuk diberikan vaksin,” sebut Desriani. Diterangnya, penyuntikan vaksin Covid-19 bakal dilakukan sebanyak dua kali. Dengan rentang waktu penyuntikan, selama 14 hari dari penyuntikan pertama. Ia memastikan, vaksin tersebut aman. Sebab sudah melalui sejumlah rangkaian pengujian yang ketat. Mutu dan keamanan menjadi hal yang utama. Dari hasil uji klinis, efek samping yang ditimbulkan sangatlah ringan, dan mudah diatasi. Biasanya lanjut Desriani, akan hilang dalam satu atau dua hari pascavaksinasi. Selain itu, vaksin ini sudah terjamin kehalalannya oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Saya harap masyarakat tidak khawatir atau takut terhadap vaksin ini. Vaksinasi ini, bukan hanya melindungi diri kita sendiri, tetapi juga melindungi keluarga dan sesama,” terang Desriani. Ditambah Desriani, setelah ini, kegiatan vaksinasi akan berlanjut ke seluruh puskesmas di Kabupaten Mukomuko. Dan mulai kemarin, setiap Puskesmas mengambil vaksin Covid-19 yang tersimpan di gudang penyimpanan Dinas Kesehatan Mukomuko. “Vaksin yang selama ini tersimpan di Dinas Kesehatan Mukomuko, hari ini (kemarin), langsung diambil oleh masing-masing Puskemas,” imbuhnya. Hanya saja, kata Desriani, sasaran vaksinasi di puksesmas, bukan untuk masyarakat umum. Tahap pertama, sasaran vaksinasi yaitu tenaga kesehatan (nakes). Setelah tuntas vaksinasi sekarang ini, baru kemudian dilanjutkan untuk masyarakat. Yang pelaksanaannya masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat. “Sasaran vaksin tahap pertama ini memang tenaga kesehatan. Setelah tahap awal rampung, baru nanti kegiatan vaksin berlanjut ke masyarakat,” pungkasnya.(hue)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: