Libur Panjang Bisa Tingkatkan Angka Kematian
JAKARTA - Kasus kematian akibat Covid-19 kerap meningkat menjadi lebih dari 1000 kasus pasca masa libur panjang. Kendati demikian, arus lalu lintas yang meninggalkan Jakarta terpantau tetap padat.
Pada H+2 libur Isra Mikraj atau Sabtu (13/3), Jasa Marga mencatat sebanyak 130.878 kendaraan bergerak kembali menuju wilayah Jabotabek. Angka tersebut merupakan kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari beberapa Gerbang Tol (GT) barrier/utama, yaitu GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Timur), GT Cikupa (arah Barat) dan GT Ciawi (arah Selatan).
Corporate Communication and Community Development Group Head Dwimawan Heru menjelaskan bahwa arus balik menuju Jabodetabek ini meningkat 6,64 persen. Sebelumnya pada tanggal 10 dan 11 Maret 2021 atau pada H-1 dan hari H libur Isra Mikraj. Tercatat 296 ribu kendaraan meninggalkan jabotabek dengan kenaikan 16,72 persen jika dibandingkan lalin normal.
Jumlah ini juga lebih tinggi dari total kumulatif kendaraan keluar Jabodetabek pada 3 hari periode liburan Imlek yang hanya mencatatkan 268 ribu kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek.
Heru menjelaskan, sebagian besar lalu lintas yang meninggalkan Jakarta atau sekitar 46,85 persen kendaraan menuju arah Timur (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dengan total sebanyak 138.843 kendaraan. Kemudian 92.157 kendaraan menuju arah Barat (Tangerang-Merak-Lampung) atau sebesar 31,09 persen dari total volume lalu lintas. Sementara sisanya, 65.347 kendaraan menuju arah Selatan (Sukabumi-Bandung) atau 22,06 persen dari total lalu lintas.
”Kami berkoordinasi dengan pihak Kepolisian untuk memberlakukan rekayasa lalu lintas, seperti contraflow dan penempatan petugas di lokasi rawan kepadatan,” kata Heru kemarin (14/3).
Sementara itu, Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa kasus kematian bisa meningkat tajam pada bulan-bulan setelah periode libur panjang. Sebagai perbandingan, pada bulan-bulan tanpa periode libur panjang, jumlah kematian antara 50 - 900 kasus.
Sementara pada bulan-bulan dengan libur panjang, jumlah kematian meningkat tajam mencapai 1000 - 2000 orang. Karenanya Wiku meminta masyarakat bijak dalam menyikapi libur panjang karena secara langsung mempengaruhi jumlah orang yang meninggal.
"Bayangkan dalam 1 bulan, kita bisa kehilangan lebih dari 1000 nyawa hanya karena memilih melakukan perjalanan dan berlibur," Wiku menyayangkan.
Untuk itu masyarakat dan pemerintah daerah diminta belajar lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan. Dan jangan sampai keputusan yang diambil membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain.
Wiku mengatakan, kasus aktif Covid-19 di Indonesia saat ini terus menurun setiap harinya. Dan adanya periode libur panjang Isra Mi'raj 1443 Hijriah, ia berharap agar masyarakat tidak gegabah dalam memanfaatkan hari liburnya. ”Hal ini untuk menjaga agar tren positif penanganan pandemi Covid-19 terus berlanjut,” kata Wiku. (tau)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: