Bermodal Awal Rp 300 Ribu, Bisnis Aksesoris Handmade Ini Mampu Raih Omzet Hingga Rp 40 Juta
BENGKULU - Hobi yang enak itu adalah hobi yang menghasilkan. Keberhasilan bisa diraup jika ditekuni dengan benar. Salah satunya Lidya SP, yang berhasil menjadikan hobi sebagai bisnis dengan omzet hingga Rp 40 jutaan perbulan.
Alumni Universitas Bengkulu, Fakultas Pertanian Program Studi Ilmu Tanah ini, berhasil merintis bisnis kerajinan tangan dengan bermodal awal, Rp 300 ribu. “Awalnya, hanya mengembangkan hobi saja membuat kerajinan tangan. Seperti kalung, gelang, dan bros," kata Lidya.
Lidya juga melihat potensi pemasaran hasil tangannya ini melalui marketplace karena untuk di Kota Bengkulu sendiri pemasaran kerajinan melalui perantara situs di dunia maya ini masih sangat kurang. Sehingga dengan keyakinan itulah Lidya lalu membuat kerajinan tangan dari berbagai jenis batu alam dan mutiara lalu mulai memasarkan melalui jejaring media sosial.
"Untuk bahan-bahannya cukup mudah ditemukan. Seperti, kawat tembaga khusus aksesoris, batu agate (akik), serta mutiara air tawar. Dari semua bahan tersebut, dirangkai menjadi suatu hasil kerajinan berupa gelang, kalung serta bros," terang Lidya.
Barang kerajinan ini, diproduksi langsung di kediaman Lidiya, yang beralamat di Jalan Pancurmas Perumahan Dewa Kencana Kelurahan Sukarami Kota Bengkulu. Setelah diproduksi, hasil karya kerajinan tangan tersebut, dipasarkan di media online seperti, marketplace, Shopee, dan instagram.
“Ya, kita produksi disini, setelah itu kita pasarkan di media online. Ada pembeli dari dalam kota sendiri, ada juga yang kita kirim ke luar kota, dengan rata-rata sehari mengirimkan barang ke 10 sampai 12 kota. Diantaranya, Makasar, Medan, Jakarta, Bali, serta Lampung,” beber Lidya.
Untuk harga setiap kerajinan tersebut, memiliki variasi yang berbeda. Dari harga yg cukup terjangkau, seperti bros mulai dari harga Rp 10 ribu sampai Rp 250 ribu. Lalu gelang dari harga di bawah 100 ribu, Rp 200 ribu sampai dengan Rp 1 jutaaan, dan kalung dari harga Rp 250 sampai dengan Rp 1,5 jutaan. Harga tersebut relatif berubah, sesuai dengan kualitas barang yang dipesan oleh konsumen. Menurutnya, barang tersebut jika dijual mahal, lantaran kesulitan dalam hal pembuatan dan tentunya juga sesuai dengan bahan.
"Karena disitu, ada nilai seninya, jadi tidak semua orang bisa, makanya kita jual dengan harga yang relatif mahal,” jelas istri dari pengacara di Kota Bengkulu, Bendra Wardana SH ini.
Lidya berharap masyarakat Kota Bengkulu, bisa mengembangkan kreativitas yang dimiliki melalui kerajinan seperti yang ditekuninya saat ini. Berkreasi menyalurkan kemampuan yang dimilikinya, sesuai hobinya masing-masing. Agar bisa membuat seni kreatif yang dapat dipasarkan di dunia bisnis. (cw1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: