Waspada Kenaikan Kasus Covid-19 Usai Lebaran
BENGKULU - Berdasarkan data dari Satuan Tugas Satgas Pencegahan Covid-19 Provinsi Bengkulu, didapati bahwa trend kasus harian bergerak dinamis untuk beberapa hari terakhir. Kendati demikian, ada potensi peningkatan kasus usai perayaan lebaran Idul Fitri nanti. Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah.
Ia mengkhawatirkan bila peningkatan kasus ini dibiarkan, maka akan berpotensi menyebarkan pandemi lebih luas. "Trend kasus akhir-akhir ini kan meningkat, apalagi pada 1 Mei lalu kita meningkat jadi 102 kasus. Dan beberapa hari ini turun. Namun ini masih ada kemungkinan naik lagi grafiknya usai lebaran ini," kata Rosjonsyah, usai mengikuti rapat koordinasi tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro di wilayah Provinsi Bengkulu tahun 2021 di Makorem 041/Gamas Bengkulu, Jumat (7/5).
Dijelaskannya, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Forkominda dan jajaran terkait guna mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus. Apalagi jelang Idul Fitri diakuinya memang banyak potensi kerumanan terjadi. Ditambah dengan tingkat kesadaran masyarakat yang mulai kendor dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Pertama kita instruksikan untuk kabupaten kota untuk mendirikan posko posko ya. Tentu akan diiringi dengan anggaran supaya pengawasan benar-benar berjalan," jelas Rosjonsyah.
Apalagi, sesuai dengan arahan Pemerintah Pusat bahwa Bengkulu masuk dalam Provinsi yang harus segera menjalankan PPKM Mikro. Dengan mendirikan pos-pos disetiap kabupaten dan kota sebagai penetapan dan penambahan prioritas wilayah pembatasan pada masing-masing kabupaten dan kota. Untuk itu, kemarin juga pihaknya dan Forkominda, Dandrem dan mengadakan rapat untuk mengantisipasi kenaikan kasus ini.
"Dan petugas tidak hanya di posko namun juga memantau sampai tingkat bawah. Bahkan di tempat keramaian juga ya akan dipantau. Termasuk malam Minggu ini akan bergerak di kawasan keramaian," tukasnya.
Akan hal tersebut, Rosjonsyah menjelaskan nantinya tak hanya posko pengawasan namun juga akan dilakukan pengecekan di setiap lokasi keramaian untuk melakukan pengendalian pencegahan kenaikan Covid 19. Pemberlakukan PPKM mikro ini direncanakan setelah lebaran, namun sebelum itu akan digelar rapat kembali oleh Pemprov Bengkulu bersama Forkopimda
Terkait hal tersebut, Danrem 041/Gamas Bengkulu, Brigjen TNI Yanuar Adil menyatakan bahwa menindaklanjuti instruksi Kemendagri bahwa Provinsi Bengkulu menjadi salah satu daerah PPKM Mikro maka pihaknya siap mendukung sampai tingkat RT/RW yang berpotensi menimbulkan penularan Covid-19.
"Danrem, Kapolda, Kajati, Kabidda itu mendukung Ketua Gugus Tugas Covid-19 baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota. Peran kita akan membantu menempatkan satu orang Babinsa di setiap pos desa yang dinyatakan desa itu sebagai melaksanakan PPKM,"katanya.
Dijelaskannya, setiap kodim masing-masing wilayah sudah siap melaksanakan PPKM Mikro. Serta akan siap membantu pengawasan pelaksanaan PPKM Mikro sesuai dengan instruksi Mendagri.
“Kalau di Korem kita siapkan personel untuk PPKM Mikro sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing kecamatan yang dinyatakan zona orange dan merah. Nah, ini kan lagi didata tapi berapa pun kebutuhan yang dibutuhkan oleh kabupaten kota, kita siap,” tukasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni, menyampaikan per 7 Mei kemarin, kembali terjadi penambahan kasus. Yakni sebanyak 65 kasus. Untuk diketahui, pada 1 Mei lalu ada lonjakan kasus dengan 102 kasus baru, kemudian pada 2 Mei ada sebanyak 75 kasus. 3 Mei tambahan sebanyak 7 kasus. Namun mengalami peningkatan kasus lagi pada 4 Mei dengan 54 kasus. Grafik dinamis terus berjalan, pada 5 Mei sebanyak 35 kasus baru, Kemudian pada 6 Mei ada tambahan 50 kasus. "Jadi diawal bulan Mei ini, jika ditotalkan itu ada 388 kasus," jelas Herwan.
Ia menjelaskan dengan tambahan kasus kemarin, sehingga untuk total keseluruhan kasus mencapai 7.169 kasus. Dengan 175 pasien Covid-19 dinyatakan meninggal. Dan saat ini masih ada 955 konfirmasi aktif.
"Hari ini juga ada tambahan pasien sembuh,yakni ada 30 pasien. Untuk itu tetap diimbau agar tetap menjalankan protokol kesehatan," sampai Herwan.
23 Ribu Kendaraan Diputar Balik
Pemerintah mengklaim bahwa pelaksanaan operasi penyekatan pada masa pelarangan mudik hari pertama pada 6 Mei 2021 terkendali. Ribuan kendaraan telah diputar balik hingga kemarin (7/5).
Menurut catatan Polri, jumlah kendaraan yang diputar balik mencapai 23.573 kendaraan hingga Jumat pagi. Kadivhumas Polri Irjen Argo Yuwono menuturkan, puluhan ribu kendaraan itu diduga akan mudik lebaran. ”Karena itu diputar balik,” paparnya.
Dari jumlah tersebut terdapat 12.267 pengendara mobil, 7.352 sepeda motor, 2.148 mobil berpenumpang dan 1.768 kendaraan barang. Untuk larangan mudik kali ini, travel gelap atau berplat hitam juga marak. ”ada sebanyak 75 unit yang ditindak,” paparnya.
Kendaraan travel gelap itu ditahan sementara hingga usai larangan mudik. Argo menuturkan, diharapkan masyarakat tidak mencoba mudik dengan menggunakan travel gelap. ”Selain penindakan, kami juga melakukan tes swab antigen sebanyak 1.645 kali dan pembagian masker sebanyak 9.385 buah,” paparnya.
Bagian lain, Korlantas memastikan telah menambah jumlah pos penyekatan di Sumatera, Jawa dan Bali. Dari awalnya 333 titik penyekatan menjadi 381 titik penyekatan. Kabag Ops Korlantas Polri Kombespol Rudi Antariksawan menuturkan, penambahan titik penyekatan itu berdasarkan hasil evaluasi. ”masih ada jalur alternatif,” paparnya.
Karena itu, dengan penambahan titip penyekatan tersebut, jalur alternatif akan semakin sedikit. Sehingga, peluang untuk lolos penyekatan larangan mudik semakin kecil. ”itu tujuannya,” paparnya.
Sementara di Jalur Tol Jakarta-Cikampek, Jasa Marga mencatat total 648 kendaraan yang diputar balik dan dikeluarkan ke GT Cikarang Barat 3 dan GT Karawang Barat 1 untuk kembali ke Jakarta pada hari pertama pelarangan mudik.
General Manager Representative Office 1 Jasamarga Transjawa Toll Road Widiyatmiko Nursejati menyatakan, dari total 648 kendaraan yang dialihkan tersebut, 88 persen diantaranya adalah kendaraan pribadi. Sementara 12 persen sisanya merupakan kendaraan angkutan penumpang.
Ia menyebut, memang di hari pertama sempat terjadi kepadatan menjelang kedua titik check point di KM 31 dan 48 karena pihak Kepolisian melakukan proses pengecekan dokumen pendukung Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) yang masuk dalam kategori dikecualikan.
“Namun kami amati di lapangan, setelah lokasi titik penyekatan relatif lancar. Jika ada yang tidak memenuhi syarat perjalanan maka akan ditindak keluar ke gerbang tol terdekat, Gerbang Tol (GT) Cikarang Barat 3 dan GT Karawang Barat 1 untuk diputar balik kembali ke arah Jakarta,” ujar Miko.
Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Akmal mengatakan, pihaknya terus mempelajari dan mengevaluasi pengawasan di titik-titik check point yang diberlakukan, terutama di jalan tol.
Ia menyampaikan bahwa jumlah kendaraan di hari pertama yang dikeluarkan dari jalan tol cenderung lebih banyak dibandingkan dengan di hari kedua yang mulai mengalami penurunan. Pihaknya terus meningkatkan pengawasan khususnya untuk kendaraan-kendaraan truk yang terindikasi mudik, ”Misalnya dengan mencirikan kendaraan truk yang beralaskan terpal,” sebutnya.
Kendaraan ini kata Akmal kemudian dibuka. Seperti di hari pertama, pihaknya menemukan truk yang berisi penumpang di dalam bak. ”Jika terjadi seperti ini, maka kami memberlakukan sanksi seperti tilang karena tidak sesuai dengan fungsinya dan mengantar penumpangnya ke terminal terdekat,” jelasnya.
Akmal juga menyatakan, pihaknya terus mengevaluasi teknis pelaksanaan penyekatan di check point pengendalian transportasi. Misalnya, jelang checkpoint baik di Cikarang Barat maupun di Karawang Barat, ada saat-saatnya dari pihak Kepolisian meloloskan beberapa kendaraan untuk mengurangi kepadatan yang dialami pengguna jalan, namun hal ini tidak mengurangi kewaspadaan Kepolisian kepada kendaraan kecil, termasuk tetap mengeluarkan kendaraan kecil yang terindikasi mudik.
"Banyak sekali sekat-sekat antar Provinsi, bahkan masuk Kota/Kabupaten pun ada, jadi kecil kemungkinan untuk lolos. Mungkin bisa saja di titik Cikarang Barat Km 31 ini lolos ya, namun di titik pemeriksaan berikutnya juga akan dikeluarkan. Untuk menghindari Covid-19, lebih baik kita semua di rumah saja, tunda untuk mudik sampai benar-benar pandemi ini berakhir," tutupnya.
Sementara pada 6 Mei 2021, Jasa Marga juga mencatat 84 ribu kendaraan yang telah diloloskan dan meninggalkan Jabotabek menuju arah timur, barat dan selatan.
Penyekatan kendaraan di Jalan Tol Jakarta - Cikampek sedikit banyak berhasil mengurangi volume kendaraan yang masuk Jalan Tol Cikopo - Palimanan. Sejak larangan mudik berlaku Kamis (6/5), arus kendaraan di jalur penghubung Jawa Barat dengan Jawa Tengah itu normal.
Berdasar pantauan pada Jumat (7/5) hanya beberapa kendaraan pribadi melintasi jalur tersebut. Rest area yang biasa jadi pilihan tempat istirahat pemudik sepi. Pun demikian Gerbang Tol Palimanan. Yang biasa padat setiap menjelang Idul Fitri, kemarin sepi.
Kepala Pos Pengamanan Gerbang Tol Palimanan AKP Sutarja menegaskan hal itu. Menurut dia, arus kendaraan dari arah Jalan Tol Jakarta - Cikampek memang berkurang. "Hari pertama masih banyak (kendaraan melintas). Hari kedua sudah sedikit. Ada penurunan untuk kendaraan pribadi," terang dia. Jumlah kendaraan pribadi yang keluar dari gerbang tol itu pun tidak banyak. Total hanya 106 kendaraan pribadi melintas sampai kemarin siang.
Dari angka tersebut, yang diminta putar balik lantaran kedapatan akan mudik tidak lebih dari enam kendaraan. Minimnya jumlah kendaraan yang melintas serta diputar balik ke arah Jakarta karena sudah banyak kendaraan yang disekat di Jalan Tol Jakarta - Cikampek. Data terakhir sampai kemarin pagi, sudah 628 kendaraan yang harus putar balik dari titik sekat di jalan tol tersebut. Angka tersebut belum termasuk kendaraan yang dipaksa putar balik dari titik sekat di luar jalan tol.
Menurut Sutarja, larangan mudik yang sudah jauh hari disampaikan oleh pemerintah ikut berpengaruh terhadap penurunan volume kendaraan menjelang Idul Fitri. "Masyarakat sudah sadar karena banyak penyekatan," imbuhnya. Pria yang sehari-hari bertugas sebagai kepala Unit Turjawali Polresta Cirebon itu mengakui, sejak pandemi Covid-19 terjadi, arus mudik melalui Gerbang Tol Palimanan tidak pernah seramai tahun-tahun sebelumnya.
Dengan persiapan dan kesiapan yang lebih matang, larangan mudik tahun ini dinilai lebih maksimal dari tahun lalu. Sebab, masyarakat sudah paham apa saja yang perlu dilakukan apabila benar-benar harus pulang kampung. Mulai surat keterangan resmi sampi bukti telah melakukan rapid test antigen atau pcr. Khusus di Gerbang Tol Palimanan, petugas menyiapkan rapid test antigen gratis bagi pekerja yang berdinas tanpa dibekali bukti tes Covid-19 tersebut.
Sutarja menyebutkan bahwa rapid test antigen itu gratis tanpa biaya. Pihaknya didukung oleh Dinas Kesehatan Cirebon dalam pelaksanaan rapid test antigen tersebut. "Rapid test antigen itu bukan untuk pemudik, hanya untuk perjalanan dinas," bebernya. Bila hasilnya negatif, mereka boleh meneruskan perjalanan. Sebaliknya, jika hasil pemeriksaannya positif, mereka harus mengikuti protokol berikutnya. "Ditindaklanjuti untuk dibawa ke rumah sakit," tambahnya.
Kementerian Perhubungan mencatatkan penurunan volume arus kendaraan dan penumpang di semua moda secara signifikan pada hari pertama pelarangan mudik. “Berdasarkan hasil pemantauan pengendalian transportasi di hari pertama kemarin, jumlah pergerakan transportasi dan penumpang baik di transportasi darat, laut, dan udara, dan kereta api menurun cukup signifikan dibanding sebelum masa larangan,” kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati.
Di moda transportasi darat, penumpang angkutan darat (bus) berjumlah total 10.644 orang atau turun sekitar 75 persen dibandingkan hari biasa. Sedangkan volume lalu lintas harian baik berupa motor, mobil penumpang, dan mobil besar yang menggunakan jalan nasional non-tol ke arah keluar Jabodetabek mencapai lebih dari 68 ribu kendaraan atau turun sekitar 48 persen dibandingkan hari biasa.
Selanjutnya di transportasi udara, dari 12 bandara pemantau, tercatat sebanyak 270 flight keberangkatan atau turun 82,7 persen dari hari biasa. Sedangkan, jumlah penumpang yang melakukan perjalanan keberangkatan mencapai sekitar 3.856 orang atau turun sekitar 96,2 persen dibandingkan hari biasa.
Kemudian pada moda transportasi kereta api, pergerakan penumpang mencapai 17.220 orang penumpang. Jumlah ini turun 71 persen dari jumlah penumpang sehari sebelumnya. ”Jika dibanding dengan rata-rata penumpang dari 22 April-5 Mei, jumlah penumpang kereta api pada Kamis kemarin turun 63 persen,” papar Adita.
Sementara di transportasi laut, untuk pelabuhan antarpulau, terdapat 2.048 orang penumpang atau turun 88 persen dibandingkan hari biasa dari 51 pelabuhan yang dipantau.
Menurut Adita, penurunan volume penumpang yang cukup signifikan di semua moda transportasi ini menunjukkan beberapa hal. Pertama, masyarakat telah melakukan perjalanan lebih dulu di masa Pra Peniadaan Mudik, atau kedua, tingkat kepatuhan masyarakat yang meningkat terhadap peraturan peniadaan mudik di tahun 2021.
Adita menjelaskan, dari pemantauan penerapan pengendalian transportasi di hari pertama kemarin, penerapan protokol kesehatan di prasarana dan sarana transportasi umum berjalan cukup baik dan penyekatan yang dilakukan petugas di sejumlah titik sudah baik dan akan terus dioptimalkan.
Terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyebut, pergerakan masyarakat untuk keluar Jakarta sudah terlihat. Namun demikian, kendaraan yang diizinkan keluar dari Jakarta sudah dipastikan berkurangan banyak.
Jumlah total titik sekat yang ditambah dari semula 333 lokasi menjadi 381 lokasi menjadi salah satu kuncinya. Di titik-titik sekat tersebut petugas menyeleksi kendaraan yang harus putar balik dan diperbolehkan melanjutkan perjalanan.
Budi menyatakan bahwa penyekatan kendaraan dilakukan secara berlapis. Mulai di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), sampai daerah lain. Dari Karawang, Subang, Purwakarta, Indramayu, dan seterusnya. Baik di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, maupun Jawa Timur. "Memang ada penyekatan berlapis-lapis," imbuhnya. Karena itu, dia yakin kendaraan yang lolos dari lokasi penyekatan di Jabodetabek, bakal diputar balik di lokasi penyekatan berikutnya. (idr/tau/syn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: