HONDA

Pakan Naik Penyebab Harga Ayam Meroket di Bengkulu

Pakan Naik Penyebab Harga Ayam Meroket di Bengkulu

BENGKULU – Diketahui, harga ayam hidup di tingkat kandang mengalami kenaikan yakni Rp 25.500 per kilogram. Akibatnya, harga daging ayam potong di tingkat pengecer yang ada di pasar tradisional telah mencapai angka Rp 38.000 per kilogram. Penyebabnya, kenaikan harga pakan ayam yang terus melambung tinggi sejak November 2020 lalu. Selain itu, juga banyak produsen ayam yang gulung tikar di tengah tingginya permintaan ayam potong sehabis lebaran.

Salah satu Pemilik Kandang, Rolis Hidayat mengatakan bahwa kenaikan harga ayam di tingkat kandang ini terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Penyebabnya ialah harga pakan yang terus meningkat sejak awal tahun. Selain itu, juga karena banyak peternak yang gulung tikar akibat tingginya bahan baku dalam menernak ayam potong saat ini. Di tengah kondisi seperti itu, permintaan ayam potong malah meningkat karena banyak pesta pernikahan yang digelar. Akibatnya membuat harga ayam mengalami kenaikan yang mana dikandang saja dijual Rp 25.500 per kilogram ayam hidup.

“Iya karena banyak peternak yang gulung tikar, jadi produksi ayam menurun, ini berbanding tebalik dengan permintaan masyarakat yang terus meningkat karena banyak pesta pernikahan, juga karena pakan terus mengalami kenaikan,”jelasnya.

Sementara itu, salah satu penyedia pakan, Dian Sanata mengatakan harga pakan telah terjadi kenaikan semenjak bulan November tahun lalu. Namun mulai mengalami kenaikan tinggi semenjak bulan Januari kemarin hingga saat ini secara berguyur. Dimana harga pakan saat ini mengalami kenaikan berkisar Rp 1.000 – Rp 1.600 per kilogramnya tergantung merk. Kenaikan ini terjadi di seluruh wilayah Indonesia akibat harga bahan baku untuk membuat pakannya seperti jagung meningkat. Meskipun begitu, ia memastikan ketersediaan pakan ayam masih aman di wilayah Kota Bengkulu.

“Harga pakan meningkat memang, tergantung merk, per karung itu naiknya kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu tergantung merknya, ini karena bahan bakunya meningkat dan tak kunjung turun,” lanjutnya.

Disisi lain, pengecer ayam di Pasar Panorama, Taufik (30) mengaku harga ayam ini tak kunjung turun karena modal membeli dari kandang telah mahal. Adapun kenaikan harga ayam mulai tinggi itu bermula sejak awal bulan Puasa lalu dan sempat beberapa hari kembali stabil dan kemudian kembali meningkat. Padahal harga normal ayam potong dipasaran itu berkisar Rp 28 ribu sampai Rp 30 ribu. Jika melebihi itu maka sudah bisa dikatakan mengalami kenaikan.

“Iya modal kita kan belinya sudah mahal, kayaknya masih belum bisa stabil harga ayamnya kecuali harga di kandang kembali turun,” tutupnya. (cup)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: