RSMY Banjir Pasien Reaktif, UGD dan Ruang Rawat Pasien Covid-19 Penuh, Belum Sebulan Ada 1.919 Kasus Baru, 206
BENGKULU - Sore kemarin, Rumah Sakit Umum Daerah M. Yunus (RSMY) Bengkulu dibanjiri oleh pasien yang memiliki gejala pneumonia. BACA JUGA : Pasien Positif dengan Gejala Demam Bertambah, UGD dan Ruang Isolasi Pasien Covid-19 di RSMY Penuh
Dari hasil rapid tesnya dinyatakan reaktif. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, yang juga Plt Direktur RSMY Bengkulu, Herwan Antoni menyampaikan pihaknya langsung melakukan pengambilan spesimen 18 pasien tersebut.
Guna dilakukan swab PCR untuk mengetahui apakah belasan pasien ini terpapar Covid-19 atau sebaliknya.
"Betul, karena ini kan banyak yang pasien pasien-dengan gejala pneumonia. Pneumonia ini batuk, pilek, sakit tenggorokan, sehingga mereka masuk dicek rapid ternyata reaktif. Sambil menunggu hasil swab ya mereka ditempatkan di situ," kata Herwan.
Sampai sore kemarin, terdapat 18 pasien yang memiliki gejala pneumonia. Herwan mengatakan hal itu menyebabkan Unit Gawat Darurat (UGD) RSMY kemarin pun penuh.
Sehingga pihaknya saat ini tengah mempersiapkan ruang untuk mempersiapkan ruang perawatan untuk pasien tersebut. Dan sementara di transit dulu ke ruangan transit.
Sedangkan untuk Bed Occupancy Ratio (BOR) di RSMY sudah full terisi, dengan kapasitas 35 tempat tidur yang ada sudah terisi pasien Covid-19 di ruang Irna Fatmawati RSMY.
"Iya full. Kita sudah menyiapkan 20 tempat tidur tambahan di ruang Irna Fatmawati Lantai 2. Saat ini sedang kita persiapkan ruang perawatan jika nanti ada tambahan," ungkap Herwan.
Untuk diketahui, dalam akhir bulan Juni ini penambahan kasus harian sering terjadi. Meskipun data kasus baru masih bergerak dinamis.
Berdasarkan data dari Satgas Pencegahan Covid-19 Provinsi Bengkulu. Per 28 Juni ada 1.919 kasus baru.
"1.919 ini baru di bulan ini ya. Kalau keseluruhan kasus mencapai 9.756 kasus," paparnya.
Kemudian, untuk pasien yang dinyatakan meninggal dunia tercatat sebanyak 206 orang.
Atau sama dengan 2,11 persen dari kasus konfirmasi. Juga ada penambahan pasien sembuh, yakni ada 52 pasien sembuh kemarin.
Sehingga total keseluruhan mencapai 8.481 pasien atau 86,93 persen dari kasus konfirmasi.
Sementara itu, berkenaan dengan informasi ada dua pasien Covid-19 yang meninggal di luar rumah sakit rujukan. Dibenarkan oleh Kabid P2P Dinkes Kota Bengkulu Nelly Hartati.
"Ini benar, tadi pagi ada satu pasien Covid-19 meninggal di RS Rafflesia. Dan sore ini juga ada satu pasien Covid-19 meninggal di RS Tiara Sella. Jadi untuk bulan ini ada 22 kasus meninggal," jelas Nelly.
Gub Pastikan Fasilitas Memadai di Ruang Perawatan
Menindaklanjuti dari adanya lonjakan pasien dengan gejala menyerupai Covid-19. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah memastikan bahwa Pemprov Bengkulu menyediakan fasilitas yang memadai untuk perawatan pasien Covid-19 tersebut.
Untuk itu, ia meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak panik berlebihan dengan peristiwa ini.
"Masyarakat untuk tidak panik, hadapi situasi saat ini. Dipastikan semua perawatan dapat tertangani dengan didukung fasilitas serta ruang perawatan yang memadai," kata Rohidin.
Ia menuturkan ketersediaan kelengkapan peralatan pendukung, misalnya alat pelindung diri (APD), ventilator, oksigen, dan sebagainya dipastikan tercukupi.
Bahkan nanti bisa dilakukan penambahan sesuai kebutuhan. Baik tenaga medis maupun non medis, kelengkapan pendukungnya perlu terus dipenuhi agar pelayanan pasien dapat maksimal.
"Kita pastikan semua tersedia, baik ventilator, oksigen hingga APDnya," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan beberapa langkah antisipatif lainnya. Salah satunya dengan memperkuat deteksi dengan cara meningkatkan pelacakan kontak erat.
Yakni dalam satu kasus konfirmasi minimal di-tracking 15 kontak erat. Juga dengan memperbanyak pemeriksaan spesimen pada kelompok beresiko.
Giat dilakukan pemantauan fasilitas kesehatan rujukan untuk kesediaan tempat tidur ruangan isolasi Covid-19.
Dan juga, mempercepat cakupan vaksinasi Covid-19 pada kelompok sasaran.
Selain itu, akan dilakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di daerah zona merah.
Rohidin Mersyah juga mengintruksikan seluruh kepala daerah kembali perketat penerapan PPKM hingga level desa yang berstatus zona merah atau daerah dengan risiko penularan Covid-19 tinggi. Baca Selanjutnya>>>
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: