Rp 107,35 Miliar UMKM Segera Dikucurkan
BENGKULU - Dari data Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bengkulu Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) telah mengucurkan sebanyak Rp 107,35 Miliar untuk ribuan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Provinsi Bengkulu. Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu Syarwan, mengatakan besaran BPUM yang terima UMKM tahun ini berbeda. Tahun lalu Rp 2,4 juta dan tahun ini Rp 1,2 juta.
“Sampai saat ini, ada 89.461 UMKM dengan total anggaran mencapai Rp Rp 107,35 Miliar,” sampainya.
Dijelaskannya, untuk itu pihaknya terus berupaya penyebarluasan informasi terkait program pembiayaan KUR dan UMi di Provinsi Bengkulu, ada beberapa langkah. Diantaranya Penawaran kerjasama pengembangan UMKM oleh PIP, serta kerja sama dalam membangun market place untuk dapat memasarkan produk-produk lokal UMKM.
“Harapannya UMKM di Bengkulu dapat berkembang dan menjadi salah satu cara dalam pemulihan ekonomi daerah dan ujungnya dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Bengkulu,” paparnya.
Tujuan ini, lanjutnya, tidak akan bisa tanpa campur tangan dari stekholder terkait terutama Pemda kabupaten kota. Untuk itu, pihaknya gencar menggandeng Pemda untuk pemulihan ekonomi di provinsi ini. “Dari Dinas Koperasi juga memiliki peran penting, sebagai pintu utama untuk mencatat data-data UMKM karena kalau dulu datanya selain dari Dinas Koperasi juga dari Pegadaian dan perbankan. Sekarang datanya satu pintu melalui Dinas Koperasi,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu, Anzori Tawakal menyebutkan sejak memasuki masa pandemi pada akhir Maret lalu, pertumbuhan ekonomi sektor UMKM mulai menggeliat kembali. Pertumbuhan yang cukup signifikan terjadi di sektor kuliner. Meskipun untuk beberapa sektor UMKM ini memang mengalami dampak dari pandemi ini.
“Jika kita amati ada beberapa usaha seperti makanan itu justru mengalami peningkatan. Karena sangat ramai pembelinya,” kata Anzori.
Dijelaskannya, kesimpulan ini diambil berdasarkan pengamatan dari data di lapangan. Kemudian dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sebelum masa pandemi. Kendati demikian, untuk sektor lainnya memang masih memerlukan dorongan untuk bangkit kembali. Misalnya untuk trade besar, hunian hotel, maupun sentral oleh oleh khas Provinsi Bengkulu. Terutama untuk sektor kuliner, baik berupa jajanan atau makanan.
Kendati demikian, untuk sektor wisata khususnya yang IKM masih agak lesu. Pasalnya, belum ada peningkatan pengunjung, dimana tak dipungkiri erat kaitannya dengan proyek proyek APBN maupun APBD. Sementara hingga saat ini, untuk aktivitas yang berpotensi mengundang keramaian pun masih dibatasi, untuk antisipasi penyebaran Covid-19. (war)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: