HONDA

Realisasi Investasi Semester I Tumbuh 10 Persen

Realisasi Investasi Semester I Tumbuh 10 Persen

JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi yang masuk ke Indonesia pada semester I/2021 (Januari-Juni) mencapai Rp442,8 triliun. Jika dipersentasekan dari target investasi tahun ini yang jumlahnya di angka Rp900 triliun, maka realisasi tersebut sudah mencapai 49,2 persen. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi ini cukup baik karena tumbuh 10 persen secara tahunan dari semester I 2020.

“Kuartal III tantangannya besar. Kita mengalami kasus Covid-19 tinggi sekali. Kita doakan pandemi covid-19 bisa segera berakhir,” kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/7).

Dari catatan Kementerian Investasi, total realisasi investasi Januari hingga Juni berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) telah mencapai Rp214,3 triliun atau tumbuh 3,5 persen (yoy) dan penanaman modal asing (PMN) mencapai Rp228,5 triliun atau tumbuh 16.8 persen dari periode yang sama tahun lalu (yoy).

“Sisanya diisi oleh aliran Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp228,5 triliun atau 51,6 persen dari target. Pertumbuhannya meningkat 16,8 persen,” terangnya.

Secara geografis, kata Bahlil, aliran investasi di Pulau Jawa telah mencapai Rp214,53 triliun atau 48,5 persen. Pertumbuhannya naik 2,7 persen. Sedangkan investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp228,23 triliun atau 51,5 persen dari total. Realisasinya tumbuh 17,8 persen secara tahunan. “Nah ini bukti bahwa pemerintah tidak hanya urus yang ada di Jawa saja, tapi juga mendorong di luar Pulau Jawa,” ujarnya.

Berdasarkan sektor, lanjut Bahlil, aliran investasi terbesar mengalir ke sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp60,7 triliun, industri logam dan lainnya Rp57,6 triliun, transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp53,5 triliun, listrik, gas, dan air Rp44,3 triliun, dan industri makanan Rp36,6 triliun.

“Semuanya ini yang menunjang terjadinya industri di dalam negeri,” imbuhnya.

Adapun berdasarkan titik lokasi investasi, kata Bahli, paling banyak bermuara di Jawa Barat mencapai Rp72,5 triliun, DKI Jakarta Rp48,6 triliun, Jawa Timur Rp34,8 triliun, Banten Rp31,4 triliun, dan Jawa Tengah Rp 25,3 triliun. “Khusus investasi asing, banyak mengalir ke Sulawesi Tengah, Riau, dan Maluku. Untuk di Sulawesi Tengah karena kami sedang bangun smelter, sedangkan Riau ini minyak,” jelasnya.

Sementara berdasarkan negara asal investasi, lanjut Bahlil, pada umumnya berasal dari Singapura mencapai US$4,7 miliar sampai paruh pertama tahun ini. Lalu diikuti Hong Kong USD2,3 miliar, China USD1,7 miliar, Belanda USD1,3 miliar, dan Korea Selatan USD1,1 miliar.

“Dari investasi ini, penyerapan tenaga kerja mencapai 623.715 orang pada semester I 2021. Jumlahnya naik 10,06 dari 566.194 orang pada semester I 2020,” pungkasnya. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: