HONDA

Pemerintah Amankan 440 Juta Vaksin Covid-19

Pemerintah Amankan 440 Juta Vaksin Covid-19

JAKARTA  - Kemarin (1/8) dan hari ini, Indonesia kedatangan vaksin Covid-19 dari Moderna dan AstraZeneca. Masing-masing jumlahnya 3,5 juta dosis dan 620 ribu dosis. Pemerintah memang tengah mengupayakan vaksinasi Covid-19 dapat menjangkau banyak orang di Tanah Air.

”Insya Allah dengan terus berdatangan vaksin dari berbagai sumber ke Indonesia, kita dapat mempercepat program vaksinasi (Covid-19),” kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi kemarin. Dengan masifnya vaksinasi Covid-19 diharapkan dapat menekan penyebaran virus.

Retno mengatakan bahwa pada bulan ini akan ada serangkaian kedatangan vaksin Covid-19. Sejauh ini dengan jalur Covax Facility, Indonesia yelah menerima 19,7 juta dosis vaksin Covid-19.

Sementara itu untuk penyuntikan vaksin secara global, masih ada kesenjangan. Retno mengatakan bahwa Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti hal ini. Dia mencontohkan vaksinasi di kawasan Eropa dan Amerika Utara telah mencapai angka 80 persen dari total populasi. Sedangkan di kawasan Afrika baru mencapai 4,6 persen. ”Untuk Indonesia sendiri saat ini Indonesia telah menyuntikkan 67.761.337 dosis atau sekitar 24,49 persen dari total populasi,” tuturnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah Indonesia telah mengamankan sekitar 440 juta dosis vaksin Covid-19. Meski kedatangannya tidak bisa serentak.

”Kerja sama berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam mempercepat program vaksinasi,” ungkapnya. Dia menegaskan bahwa pemerintah menjamin vaksin yang diberikan kepada masyarakat adalah vaksin yang aman, berkhasiat, dan halal. ”Vaksinasi tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus tetap disertai disiplin 3M dan penguatan 3T di dalam melawan Covid-19,” ujarnya.

Melalui dialog bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD meminta bantuan agar para tokoh tersebut mengajak masyarakat untuk segera vaksin. ”Kami perlu dukungan dan perantara alim ulama, pengasuh ponpes, pimpinan agama, untuk mendukung peningkatan implementasi kesehatan dan percepatan vaksinasi pada masyarakat,” ungkap dia.

Walau pemerintah tengah menggenjot vaksinasi dan terus menyuarakan penerapan protokol kesehatan, Mahfud menyatakan bahwa pemerintah tetap butuh peran para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk meyakinkan masyarakat. ”Mari kolaborasinya diperkuat,” pintanya. Pemerintah tidak menampik berbagai kendala yang muncul selama penanggulangan pandemi Covid-19. Namun demikian, semua cara dilakukan agar penanganan pagebluk panjang tersebut berjalan dengan baik.

Untuk itu, vaksinasi sebagai salah satu cara untuk melindungi masyarakat dari infeksi virus korona gencar dilaksanakan. Pemerintah melibatkan banyak instansi pelat merah maupun swasta untuk melaksanakan vaksinasi. Termasuk TNI dan Polri. Di Jakarta, TNI AL sudah memulai langkah untuk melaksanakan vaksinasi dengan menyasar pelajar. Lewat serbuan vaksinasi maritim TNI AL go to school, mereka memvaksinasi pelajar di Jakarta Utara.

Pelajar yang sudah berusia 12 tahun boleh ikut serta dalam serbuan vaksinasi tersebut. ”Sesuai arahan presiden, panglima TNI, dan KSAL, supaya memprioritaskan anak-anak sekolah,” ungkap Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah. Serbuan vaksinasi tersebut dilaksanakan Kolinlamil bersama Pemkot Jakarta Utara. Mereka juga melibatkan dinas kesehatan dan dinas pendidikan setempat.

Setelah memvaksinasi prajurit TNI dan pegawai di lingkungan TNI, Mabes TNI melaksanakan serbuan vaksinasi di semua lini. Masyarakat maritim yang dekat dengan TNI AL menjadi target Angkatan Laut untuk secepatnya mendapat vaksinasi. Untuk itu mereka meluncurkan berbagai terobosan. Termasuk diantaranya serbuan vaksinasi kepada pelajar. ”Saya optimis bahwa herd immunity nanti dapat kita capai secara nasional, dan sekolah tatap muka bisa segera dilaksanakan,” jelasnya.

Serbuan vaksinasi juga digalakkan oleh TNI AU dan TNI AD. Di Papua Barat, Kodam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menyatakan bahwa persentase vaksinasi baru mencapai 28 persen. Karena itu, vaksinasi harus terus digalakkan untuk mencapai target 70 persen. ”Jangan takut untuk divaksin dan sampaikan saudara-saudara kita semuanya yang umur 12 tahun sudah boleh vaksin,” jelasnya kepada masyarakat di Manokwari kemarin.

Sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi meluncurkan gerakan vaksinasi Merdeka yang bertujuan mencapai target vaksinasi 70 persen warga Indonesia. Gerakan vaksinasi merdeka ini akan dilakukan di DKI Jakarta dimulai 1 Agutus hingga 17 Agustus.

Gerakan vaksinasi merdeka ini rencananya akan memberikan vaksin terhadap 3.060.000 orang. Gerakan ini kerjasama dari Pemprov DKI Jakarta, Polda Metro Jaya, Kodam Jaya, Satgas Covid 19, ikatan dokter, mahasiswa dan relawan.

Sigit-panggilan akrab kapolri- mengapresiasi semua elemen yang memiliki semangat untuk mempercepat target pemerintah membentuk herd immunity dengan vaksinasi. ”Ini dilaksanakan untuk merayakan hari kemerdekaan, tentu saya apresiasi Polda Metro Jaya sebagai inisiator,” paparnya.

Gerakan tersebut akan menyasar warga DKI Jakarta. Karena itu, lanjutnya, diharapkan strategi percepatan vaksinasi semacam ini dilakukan juga di wilayah lainnya. ”Semangat ini harus muncul di semua wilayah,” tuturnya.

Menurutnya, percepatan vaksinasi harus menyentuh lapisan masyarakat, seperti tingkat rukun tetangga dan rukun warga. Perlu kekompakan dan organisasi yang kuat dari semua institusi. ”Segera menyusul semua dalam akselerasi mewujudkan herd immunity,” jelasnya.

Dengan target vaksinasi yang tercapai, tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Keduanya memang tidak bisa dipisahkan, dengan faktor kesehatan sebagai faktor utamanya. ”Seluruh aktivitas masyarakat bisa bergerak kalau sudah herd imunnity,” terangnya.

Segera Kampanyekan Masker Dua Lapis

Sementara itu, dalam waktu dekat pemerintah akan mulai mengkampanyekan penggunaan masker dua lapis. Yakni masker medis yang dipakai bersamaan dengan masker kain. Penggunaan masker semacam ini dipercaya bisa meningkatkan filtras virus hingga 80 persen.

Jubir Pemerintah sekaligus duta perubahan perilaku Reisa Broto Asmoro mengungkapkan bahwa bersamaan dengan PPKM, Pemerintah Indonesia juga menyatakan dimulainya kebiasaan memakai dua atau pakai masker ganda (double masking). Pemakaian masker dobel ini artinya memadukan masker bedah dilapisi dengan masker kain. “Filtrasi atau daya saring masker akan semakin tinggi,” jelas Reisa kemarin (1/8)

Reisa menyebut, penelitian dari Dr. Emily Sickbert Bennet membuktikan filtrasi masker dobel naik hingga mencapai  lebih dari 80 persen. Hal ini juga dikuatkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat.

Lembaga yang berpusat di Atlanta tersebut melakukan eksperimen untuk mencari cara meningkatkan efektivitas pemakaian masker medis, termasuk memasang masker kain di atas masker medis. Eksperimen ini menyoroti pentingnya memaksimalkan fungsi masker menutupi bagian hidung dan mulut.

Hasilnya menunjukkan bahwa mengenakan masker yang pas dan benar di wajah dapat membantu membatasi penyebaran virus penyebab Covid-19.

Penelitian CDC menemukan bahwa mengenakan masker kain di atas masker medis alias penggunaan masker ganda dapat meningkatkan kesesuaian masker medis di wajah. Masker medis secara substansial mengurangi tetesan droplet. Sementar itu masker kain dapat membantu agar masker medis terpasang lebih erat dan pas di wajah.

Dengan minimalnya ruang yang terbuka, masker bisa lebih efektif dalam  menahan paparan partikel aerosol yang mungkin terhirup pada saat berada di dalam ruang tertutup bersama dengan orang lain.

Penelitian CDC tersebut juga menunjukkan bahwa masker medis memang ditemukan lebih longgar daripada masker respirator seperti N95, namun efektivitasnya apat ditingkatkan. Caranya adalah dengan memastikan bahwa masker tersebut dipasang dengan baik, sesuai kontur atau bentuk wajah pemakai untuk mencegah kebocoran udara di sekitar tepi masker.

Juga disarankan untuk mengikat tali masker medis dengan bentuk simpul dan meratakan masker medis mengikuti bentuk wajah. “Penelitian tersebut menyatakan, bahwa paparan penerima berkurang secara maksimal, lebih dari 95 persen ketika sumber dan penerima dilengkapi dengan masker ganda,”  jelas Reisa.

CDC juga menyatakan bahwa sebelum kekebalan populasi dapat tercapai, Universal Masking adalah cara yang sangat efektif untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Hanya saja, jika kekebalan kelompok belum dicapai dengan cakupan vaksinasi lebih dari 70 persen populasi, Universal Masking harus dilakukan semua orang dalam populasi tersebut. Tanpa kecuali.

Reisa menyebut bahwa temuan Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan bahwa kepatuhan memakai masker nasional baru di tingkat 91 persen. ”Jadi peluang virus menjangkiti orang lain masih terus terbuka,” jelasnya.

Pemerintah juga tengah memperbaiki perbedaan data pasien Covid-19 antara pusat dan daerah. Pada kesempatan lain, Juru Bicara Terkait Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan dengan pelaporan dari laboratorium di daerah dengan data base di Kementerian Kesehatan seharusnya tidak ada lagi masalah sinkronisasi data pusat dan daerah. Sebelumnya, pelaporan dilakukan manual. “Sering data yang diupload bisa lebih banyak dengan yang dilaporkan di sistem,” katanya.

Sekarang, ada 830 laboratorium PCR dan  17.455 laboratorium rapid antigen yang sudah terdata di Kemenkes. Dengan jangkauan ini maka pelaporan data pusat dan daerah harusnya sinkron. “Seharusnya tidak ada kendala kecuali kalau tidak dilaporkan secara real time,” kata Nadia. (syn/idr/tau/lyn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: