HONDA

Cagar Alam Pasar Talo Ditanami Sawit

Cagar Alam Pasar Talo Ditanami Sawit

SELUMA - Kawasan Cagar Alam (CA) Pasar Talo di Desa Pasar Talo, Kecamatan Talo saat ini mulai dirambah oknum warga yang melakukan pembukaan untuk perkebunan sawit. Hal ini membuat kawasan CA tersebut terancam habis dengan perkebunan sawit tanpa izin. BACA JUGA: Jaksa Telusuri Aliran Uang Panen Kebun Karet Pemkab

Salah seorang pemuda setempat, Robi Leber Pemungkas menjelaskan, perambahan kawasan CA Pasar Talo sudah lama dilakukan oleh oknum warga. Bahkan lahan yang dibuka untuk perkebunan sawit, sudah mulai panen. Namun saat ini kawasan tersebut kembali dirambah sekitar 6 hektare sehingga sudah tidak ada jarak lagi dengan bibir pantai.

"Pada saat perambahan pertama, oknum warga yang membuka lahan tersebut sempat berurusan dengan Polhut, dan disampaikan agar tidak lagi membuka jarak 100 meter. Kalau sekarang bukannya 100 meter lagi, bahkan 20 meter lagi sudah sampai jarak dengan bibir pantai," terang Robi.

Ia mengatakan, perambahan yang dilakukan dengan cara langsung melakukan penanaman sawit dan memasang pagar kawat berduri. Warga tidak langsung membuka dengan menebang pohon.

Tetapi setelah sawit besar, baru pohon yang ada ditebang. "Saat ini sudah ada yang panen, mungkin karena larangan perambahan tidak berlanjut," ungkapnya. BACA JUGA: Di Kota Bengkulu, Sertifikat Vaksin Tak Jadi Syarat Masuk Pusat Perbelanjaan

Menurut Robi, perambahan terus dilakukan oleh oknum warga karena pemerintah desa maupun pihak lainnya yang memiliki kewenangan tidak pernah ada ketegasan terhadap kegiatan penambahan untuk lahan perkebunan sawit.

"Informasinya dari BKSDA wilayah Kabupaten Seluma pernah melakukan pengecekan, tetapi tidak ada tindakan. Karena itu perambahan makin berlanjut," jelasnya.

Ditambahkannya, jika perambahan terus berlanjut dan tidak ada ketegasan  dari yang memiliki kewenangan, maka dikuatirkan dampaknya akan membahayakan pemukiman warga karena batas pantai tidak ada lagi penahan, dan pohon sudah ditebang.

"Kita berharap ada ketegasan dari pihak yang berwenang, karena warga setempat sudah mengeluh hal tersebut," kata Robi. Baca Selanjutnya>>>

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: