HONDA

Godaan Oksigen

Godaan Oksigen

Oleh: Dahlan Iskan PINTAR bisa kalah oleh hoki. Sekarang ini. Ambisi juga kalah oleh takdir. Tapi, ini bukan hanya nasib Sumatera. Ini nasib kita semua –sedunia. Misalkan tidak ada takdir Covid-19. Sumatera itu hebat sekali. Jalan tol dibangun begitu masifnya. Transmisi listrik juga dibangun besar-besaran. Di seluruh Sumatera. BACA JUGA: Selama Pandemi, Penduduk Bengkulu Berkurang 319 Karena Covid 19 Di sisi barat sudah selesai dibangun transmisi 275 kv. Dari Lampung sampai Pangkalan Susu. Lewat Palembang, Padang, Medan, sampai pangkalan di dada itu. Dari Pangkalan Susu sudah tersambung dengan transmisi 150 kv sampai Banda Aceh. Pun masih dibangun lagi transmisi 500 kv di jalur timur. Beriringan dengan jalur jalan tol trans-Sumatera. Idenya begitu pintar. Jangan angkut batu bara. Mahal, kotor, dan merusak jalan. Angkutlah listriknya. Maka, pembangkit listrik skala besar cukup dibangun di Sumatera Selatan. Di situlah gudang batu bara dunia. Listriknyalah yang dikirim ke seluruh Sumatera. Anggap saja jalan tol dan transmisi tersebut selesai tuntas dalam 4 tahun ke depan. Berarti sekaranglah saatnya direncanakan: akan diapakan infrastruktur dasar yang begitu mahal itu. Agar pertumbuhan ekonomi bisa meroket sebanding dengan mahalnya infrastruktur tersebut. Ekonomi Sumatera harus tumbuh tinggi –untuk Indonesia. Jarak Palembang–Lampung yang kini tinggal 4,5 jam –lewat tol baru– begitu menjanjikan. Lampung punya pelabuhan alam yang terbaik di seluruh Sumatera. Lautnya sangat dalam. Ombaknya cukup tenang. Kalau saja tol Sumatera itu dibangun 10 tahun lalu, rasanya tidak perlu lagi memaksakan pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api di pantai timur Sumsel. Sementara ini tol tersebut memang masih sepi. Memang mulai banyak orang Palembang yang kini jalan-jalan ke Lampung. Tapi, masih sebatas wisata. Orang Palembang itu memang kasihan: tidak pernah melihat laut. Maka, kini mereka bisa wisata tol ke Lampung. Untuk ke Pantai Klara dan Pantai Sari Ringgang. Atau ke Pulau Wisata Tegal Mas dan Pulau Pahawang. Banyak di antara mereka yang berangkat pukul 5 pagi dari Palembang, pukul 10 malam sudah tiba kembali di Palembang. Baca Selanjutnya>>>

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: