HONDA

Kisah Tim Peneliti Unair Ciptakan Vaksin Merah Putih // Virus Harus Dicuci dengan Teknologi Khusus

Kisah Tim Peneliti Unair Ciptakan Vaksin Merah Putih // Virus Harus Dicuci dengan Teknologi Khusus

 

RB ONLINE -  Vaksin Merah Putih berbasis inactivated virus karya Universitas Airlangga (Unair) menjadi salah satu inovasi yang diharapkan bisa diproduksi massal tahun depan. Di balik pembuatan vaksin tersebut, ada tim peneliti yang solid.

Tim peneliti Vaksin Merah Putih platform Unair dibentuk secara komprehensif. Dari berbagai bidang keilmuan dengan para ahli di dalamnya.

Berawal dari obrolan santai tentang keresahan kondisi pandemi Covid-19 yang menimpa Indonesia dan seluruh bagian dunia, Wakil Rektor Bidang Research, Innovation, and Community Development Unair Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih dan Direktur Pendidikan Profesi dan Penelitian RSUD dr Soetomo Prof dr Cita Rosita Sigit Prakoeswa SpKK (K) FINSDV berinisiatif untuk ikut berkontribusi dalam membuat vaksin.

BACA JUGA: 316 WBP Lapas Bengkulu Terima Remisi Kemerdekaan

Ide itu disambut oleh para peneliti di lingkup Unair. Para ahli di bidang medis, biomolekuler, virologi, imunologi, dan vaksinasi membentuk tim komprehensif yang diketuai Prof drh Fedik Abdul Rantam, pakar virologi dan imunologi Fakultas Kedokteran Hewan Unair.

Ada dua platform vaksin yang awalnya dikembangkan Unair. Yakni, platform adenovirus dan inactivated virus. Dari dua platform tersebut, vaksin berbasis inactivated virus menunjukkan kemajuan yang signifikan.

Di bawah pengawasan Prof Fedik, vaksin itu sudah memasuki uji praklinik tahap kedua.

’’Sekarang diuji coba terhadap hewan makaka (sejenis monyet yang memiliki struktur organ menyerupai manusia, Red),’’ kata Fedik dikutip dari Jawa Pos Sabtu malam (14/8).

Berlisensi

Riset vaksin inactivated virus itu dimulai pada Mei 2020, lalu dieksplorasi hingga Februari 2021. Fedik melanjutkan, vaksin inactivated virus sudah diketahui ratusan tahun lalu dan memiliki lisensi.

’’Keuntungan inactivated virus ini, memiliki seluruh protein dari virus yang dimatikan sehingga mampu menetralkan virus lebih baik. Itu pemikiran saya saat itu,’’ ujar pria 60 tahun tersebut. Baca Selanjutnya>>>

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: