Digitalisasi Berimbas Positif pada Kredit Mikro, Kucuran KUR BRI Capai Rp 190 Triliun
JAKARTA – Digitalisasi membawa banyak perubahan. Dampaknya berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit mikro. Bahkan ketika permintaan kredit masih belum pulih akibat pandemi, kredit mikro di BRI mampu tumbuh 17 persen di akhir Kuartal II 2021.
“Secara keseluruhan, hingga akhir Juli 2021 BRI berhasil menyalurkan KUR (Kredit Usaha Rakyat) setara 51,46 persen dari total breakdown penyaluran KUR BRI di tahun ini sebesar Rp 190 triliun,” ungkap Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.
KUR yang disalurkan oleh BRI memang bertujuan mendorong para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mempercepat pemulihan usaha yang terdampak pandemi. Sepanjang Januari hingga Juli 2021 mayoritas penyaluran berada pada segmen mikro yakni sebesar Rp 80,48 triliun. Sementara itu untuk segmen KUR Kecil tercatat sebesar Rp 10,71 triliun dan KUR Super Mikro Rp 6,58 triliun.
Catatan BRI, sejak awal tahun 2015 hingga Juli 2021, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 559,6 triliun kepada 25,4 juta pelaku UMKM. Khusus di tahun ini saja, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp. 97,7 triliun kepada 3,4 juta pelaku UMKM.
Perseroan pun optimis akan mampu memenuhi target penyaluran KUR hingga akhir tahun ini, hal ini didasari oleh kesiapan perseroan yang telah merancang strategi untuk mengakselerasi KUR meskipun pandemi masih berlangsung. Salah satu strateginya yakni businesses follow stimulus yang terbukti memberikan dampak positif terhadap penyerapan KUR BRI.
“Menurut hasil riset yang dilakukan BRI, sebanyak 72 persen pelaku UMKM penerima BPUM membutuhkan modal kerja tambahan untuk mempercepat pemulihan usahanya dan mengembangkannya. Hal ini merupakan salah satu sumber permintaan KUR BRI sehingga penyalurannya on the track,” tambahnya.
Faktor lain yang mendorong penyaluran KUR BRI yakni kesiapan sumberdaya BRI. “Saat ini BRI telah memiliki lebih dari 28 ribu tenaga pemasar mikro (mantri) untuk menyalurkan KUR. Selain itu BRI memiliki lebih dari 8 ribu outlet konvensional dari Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit dan Teras BRI yang melayani proses pengajuan KUR masyarakat,” imbuhnya.
Selain itu transformasi digital yang dilakukan perseroan juga terbukti berdampak positif terhadap produktivitas tenaga pemasar mikro BRI atau yang biasa disebut Mantri BRI, termasuk dalam menyalurkan KUR.
“Dengan BRISPOT memproses kredit mikro yang dulu butuh 2 minggu jadi 2 hari. Bahkan banyak yang dua jam selesai. Yang dulu banyak dokumen, sekarang enggak lagi. Langsung di-submit, bisa diproses,” ujarnya.
Supari menambahkan bahwa proses digitalisasi pada kredit mikro ini membawa banyak perubahan. Bahkan ketika permintaan kredit masih belum pulih akibat pandemi, kredit mikro di BRI mampu tumbuh 17 persen di akhir Kuartal II 2021.
Diluncurkan pada 5 November 2007, KUR merupakan salah satu program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan. Program KUR dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka pelaksanaan kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM.
Pembiayaan yang disalurkan bersumber dari dana perbankan atau lembaga keuangan yang merupakan Penyalur KUR. Dana yang disediakan berupa dana keperluan modal kerja serta investasi yang disalurkan kepada pelaku UMKM individu/perseorangan, badan usaha dan/atau kelompok usaha yang memiliki usaha produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau feasible namun belum bankable.(rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: