HONDA

Bayar Utang Rp 39 M, Tunda Kegiatan Fisik

Bayar Utang Rp 39 M, Tunda Kegiatan Fisik

 

MUKOMUKO – Bupati Mukomuko H. Sapuan, SE, MM, Ak, CA, CPA memastikan di APBD Perubahan (APPBD) Kabupaten Mukomuko Tahun Anggaran 2021, tidak ada kegiatan fisik. Pemkab Mukomuko tengah fokus menuntaskan pelunasan utang terlebih dahulu dimana angkanya mencapai Rp 39 miliar.

Selain itu, disebabkan kondisi keuangan Pemkab Mukomuko yang juga masih terus tertekan di tengah pandemi Covid-19. Akibatnya ruang gerak pembangunan menyempit karena keterbatasan anggaran. BACA JUGA: Tegur Satgas Saat Bongkar Tenda Pesta, Wabup: Tidak Mengangkangi Aturan

“Saya memiliki keinginan besar untuk mempercepat pembangunan di Kabupaten Mukomuko khususnya bidang infrastruktur. Namun niat itu terganjal keuangan yang belum stabil,” kata bupati.

Pertimbangan lainnya ditiadakannya kegiatan fisik di APBDP yakni untuk menyelamatkan APBD Kabupaten Mukomuko ke depan. Pemkab saat ini tengah menyusun rancangan APBDP.

Kendati masih berpeluang dipaksakan, menambah kegiatan fisik di APBD Perubahan, maka akan berpotensi pula menambah utang. Sementara utang lama belum tuntas penyelesaiannya. BACA JUGA: Versi Pemprov Stok Pertalite Aman, Nyatanya Pertalite dan Pertamax Sempat Kosong di SPBU

“Meski kebijakan ini tidak populer, karena sementara waktu tidak ada kegiatan fisik untuk kepentingan masyarakat. Namun demi menyelamatkan APBD kita, keuangan kita, APBDP nanti tidak ada kegiatan fisik. Saya mohon maaf," kata bupati.

Melalui APBDP tahun anggaran 2021, bupati menyebutkan utang tahun 2020 secara bertahap akan mulai diselesaikan. Khususnya utang yang ada di RSUD Mukomuko kepada pemasok obat dan bahan kimia yang dibutuhkan.

Sebab jika utang tersebut tidak secepat diselesaikan, bisa mengganggu pelayanan di RSUD. BACA JUGA: Kok Bisa, Bangunan Kuliner Pantai Pasir Putih “Menganggur”

"Karena utang yang menumpuk, pemasok obat tidak mau lagi kasih kita. Makanya saya menerima aduan, ada pasien harus menebus obat ke apotek swasta. Karena rumah sakit kekurangan. Mau operasi, bius tidak ada, obat habis. Ini urgen, kita selesaikan dengan segera," terang bupati.

Sementara ini, baru didapat anggaran sekitar Rp 8 miliar untuk membayar utang tersebut. Masih dibutuhkan banyak anggaran, karena total utang mencapai Rp 39 miliar. Baca Selanjutnya>>>

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: