HONDA

Aparat Diminta Turun Lapangan

Aparat Diminta Turun Lapangan

KOTA MANNA - Beberapa komentar berdatangan soal proyek rehab bendungan Air Nipis di Desa Palak Bengkerung, Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan senilai Rp 16 miliar. Bahkan beberapa tokoh masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan meminta aparat penegak hukum turun ke lapangan dan melihat langsung pengerjaan proyek yang diduga banyak mengakibatkan kerusakan bangunan sekitar proyek. Seperti jembatan dan irigasi.

Dikerjakan sejak Januari 2021 lalu, proyek rehab bendungan Rp 16 miliar dari dana APBN menuai berbagai komentar miring. Bukan tanpa alasan, sebab sejak adanya proyek yang dikerjakan kontraktor PT. Bumi Arenas Raflesia beberapa kali bangunan sekitar proyek rusak yang diduga akibat proses rehab bendungan.

Menjelang akhir bulan September ini, pengerjaan proyek ini baru mencapai 60 hingga 80 persen. Padahal tahun 2021 menyisakan lebih kurang tiga bulan lagi.

Menyikapi permasalahan ini, para tokoh masyarakat Kabupaten BS yang paham teknis proyek menyampaikan pendapat. Dimulai dari tokoh masyarakat BS Indarmen Syukur, ia mengakui paham betul soal pengerjaan proyek dan konsultan. Oleh sebab itu ia berani mengatakan bahwa beberapa kali kerusakan bangunan sekitar proyek bendungan bukan karena bencana alam. Tapi ia menegaskan semua itu adalah kesalahan teknis pengerjaan.

Antara kontraktor, direksi hingga konsultan kurang koordinasi. Baginya, beberapa pengerjaan yang melakukan pembangunan d itengah sungai membuat air menyempit dan mengakibatkan berdampak pada sisi kanan sungai. Sehingga 5 September lalu bencana alam banjir meruntuhkan salah satu segmen Jembatan Air Nipis.

"Di lapangan, tembok yang dibangun ini tidak memikirkan apa yang terjadi, dampak yang terjadi dalam pembuatan cekdam ini. Dengan kejadian ini sebagai tokoh masyarakat, APH untuk melakukan investigasi penuh terhadap runtuhnya jembatan," ujar Indarmen

Sebagai masyarakat dan tokoh masyarakat di Kecamatan Air Nipis Indarmen meminta pihak kontraktor, direksi dan konsultan pengawas bertanggung jawab atas musibah ini. "Kami sangat dirugikan, dirugikan sekali oleh anda semua," kata Indarmen

Soal Rehab Bendungan Air Nipis

Senada disampaikan tokoh masyarakat lainnya yang juga aktif mengawasi pembangunan BS Oni Lutfi, baginya kerusakan jembatan beberapa waktu lalu bukan murni bencana alam. Tapi ada kesalahan pengerjaan di lapangan.

Oleh sebab dia meminta pihak terkait untuk tidak menutupi kesalahan teknis tersebut dengan berbagai komentar yang tidak dimengerti masyarakat umum.

Selain meminta pertanggungjawaban dari pihak terkait tersebut, Oni juga menegaskan aparat bergerak. Dalam hal ini turun ke lokasi dan melihat langsung fakta di lapangan.

Karena baginya, proyek senilai Rp 16 miliar bukanlah sedikit. Sedangkan dampak dari proses pengerjaan proyek tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat. Salah satunya irigasi kanan Air Nipis yang hingga saat ini belum dapat dialiri air sungai akibat jebolnya sayap kanan bendungan bulan Juni 2021 lalu.

"Aparat diminta melakukan penyelidikan. Sebagai salah satu fungsi pengawasan maka aparat harus turun," terang Oni.

Menanggapi berbagai desakan dari masyarakat dan tokoh masyarakat BS Kapolres BS AKBP Juda Trisno Tampubulon SIK MH melalui Kasat Reskrim Iptu Gajendra Harbiandri mengaku sejauh ini belum ada laporan dari pihak manapun terkait proyek bendungan Air Nipis.

Selama ini, Gajendra hanya tau soal proyek tersebut melalui beberapa kali pemberitaan di media. Namun untuk laporan langsung ke pihak belum ada sama sekali. Pihaknya tidak melarang ataupun menolak apabila masyarakat ingin menyampaikan laporan pada pihaknya.

"Belum ada, kalau ada silahkan laporkan biar tau siapa yang melapor, apa yang dilaporkan kan jelas. Dan soal jembatan itu kami pastikan siap apabila ada yang melapor," kata Gajendra.

Sebelumnya kontraktor PT Bumi Arenas Raflesia Fery Alian sudah menyampaikan terkait pengerjaan proyek bendungan Air Nipis. Ia mengungkapkan beberapa kali kerusakan bangunan seperti jembatan dan irigasi adalah bencana alam.

Ditambah lagi bangunan yang rusak tersebut sudah berumur hingga 35 tahun. Dan gerusan air sungai selalu menggerogoti dasar bangunan.

Soal Rehab Bendungan Air Nipis

"Saat ini kami fokus pembangunan jembatan, untuk masalah kerusakan jembatan dan irigasi sudah direncanakan perbaikan," jawabannya

Juga dijelaskan lagi oleh PPK Irigasi dan Rawa BWS Sumatera VII Hadi Buana, bahwa faktor alam dan umur bangunan adalah penyebab utama kerusakan jembatan. Sehingga terjadi skoring di bagian jembatan dan mengakibatkan longsornya tanah bagian pangkal jembatan.

Ditambahkannya lagi keadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) hulu sungai Air Nipis sudah rusak dan mengakibatkan resapan air menjadi kurang saat hujan deras.

Sedangkan soal pembangunan tembok atau cekdam diakuinya telah sesuai prosedur dan koordinasi dengan konsultan. Bahkan fungsinya disebutkan Hadi saat ini berkerja dengan baik dapat menahan terjangan air dan bukan mempersempit laju air.

"Pengerjaan akan terus dilakukan. Namun faktor cuaca perlu diwaspadai kami tetap mematuhi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)," tanggapnya

Sementara itu untuk konsultan pengawas hingga saat ini enggan berkomentar. Bahkan RB datang langsung ke sekretariat konsultan CV. Utaka Essa Konsultan, namun saat itu yang bersangkutan sedang berada di luar kota. (tek)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: