Selamatkan Bentang Seblat, Tolak Tambang Batu Bara PT Inmas Abadi
BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Koalisi Selamatkan Bentang Alam Seblat gabungan dari aktivis mahasiswa, aktivis lingkungan dan pegiat konservasi dan pariwisata menolak keberadaan tambang batu bara PT Inmas Abadi. Penolakan ini muncul setelah adanya pengumuman amdal terkait rencana pembangunan batu bara PT. Inmas Abadi.
Koordinator Koalisi Selamatkan Bentang Alam Seblat, Sofian Ramadhan, dalam jumpa pers Kamis (21/10) mengatakan, Koalisi Selamatkan Bentang Alam Seblat sudah melakukan protes keras atas terbitnya izin produksi PT Inmas Abadi di Bentang Seblat. BACA JUGA: Hutan jadi Tambang, Banjir Lagi, Banjir Lagi
Pada Tahun 2018 Koalisi Selamatkan Bentang Alam Seblat telah membuat petisi penolakan tambang batu bara PT Inmas Abadi di Seblat. Yang telah ditandatangani hampir 6.000 orang. Dan petisi dalam berbahasa Inggris yang sudah ditandangani lebih 300 ribu orang.
Adanya tambang batu bara oleh PT. Inmas Abadi di kawasan ini akan merusak hutan, yang berakibat pada musnahnya semua keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
"Aktivitas tambang akan merusak Bentang Alam Seblat yang saat ini jadi rumah bagi satwa liar. Seperti gajah Sumatera, harimau Sumatera, beruang madu, tapir, burung rangkong dan jenis fauna lainnya. Termasuk habitat asli bunga terbesar di dunia, bunga Rafflesia yang merupakan ikon Provinsi Bengkulu," kata Sofian Ramadhan.
"Selain itu, rencana kerja aktivitas tambang ini ada di tengah Sungai Seblat maka dapat dipastikan sumber air bersih bagi warga di Putri Hijau dan Marga Sakti Seblat akan hilang," sambungnya.
Menurutnya, adanya pertambangan batu bara juga berdampak buruk pada sektor industri pariwisata. Yang mana jika Bentang Alam Seblat rusak maka otomatis menghambat pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, ekowisata dan kelestarian alam.
Tambang jadi Ancaman
Selain itu berkaca dari wilayah bekas areal penambangan di wilayah lain di Bengkulu, yang tersisa hanyalah kerusakan dan membuat wilayah tersebut semakin rentan bencana, terutama banjir seperti yang saat ini terjadi di wilayah Bengkulu Tengah.
"Kita akan tetap berjuang bagaimana kawasan bentang alam seblat tetap terjaga dan tetap abadi, jangan sampai pertambangan batu bara masuk. Kita akan tetap berupaya agar kegiatan itu tidak terjadi karena tentunya berdampak buruk dalam segala segi kawasan yang ada," tukasnya. BACA JUGA: Warga Terdampak Banjir Mulai Keluhkan Penyakit Gatal
Ia menambahkan, bilamana PT Inmas Abadi diizinkan beroperasi di Bentang Seblat, maka selain keanekaragaman hayati akan ada potensi banjir yang lebih parah menghantui wilayah penambangan di lima desa di kawasan Bentang Alam Seblat.
Yakni Desa Sukabaru, Sukamerindu, Sukamaju, Air Putih dan Sukamakmur. "Akan ada potensi banjir yang lebih parah menghantui wilayah penambangan," pungkasnya.
Diketahui, kawasan Bentang Alam Seblat merupakan salah satu Bentang Bukit Barisan yang menjadi ikon konservasi di Provinsi Bengkulu. Kawasan ini adalah hulu dari sungai-sungai besar di Bengkulu seperti Sungai Seblat, Sungai Ketahun dan Majunto.
Wilayah yang membentang dari Taman Wisata Alam (TWA) Seblat hingga Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini juga adalah potret sempurna keanekaragaman hayati hutan Sumatera termasuk harimau dan gajah Sumatera yang saat ini berstatus kritis (Critically Endangered).
Di wilayah Bengkulu, bentang Seblat adalah rumah terakhir bagi gajah Sumatera tersisa. Akan tetapi kawasan tersebut terancam oleh rencana penambangan batu bara yang dilakukan oleh PT. Inmas Abadi di kawasan tersebut.(tok)
Simak Video Berita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: