Tindak Tegas Sekarang, Tokoh Masyarakat Dukung Gubernur
BENGKULU - Banjir di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) dan Kota Bengkulu menjadi perhatian serius tokoh masyarakat dan Presidium Pemekaran Kabupaten Benteng.
Mereka juga menyatakan dukungannya terhadap rencana Gubernur Bengkulu, Dr. Rohidin Mersyah yang akan menindak tegas dan mengevaluasi pertambangan yang ada di wilayah Benteng. BACA JUGA: Stroke, Lansia Hampir Terseret Banjir
"Tindak tegas dan evaluasi terhadap pertambangan yang ada di Kabupaten Benteng sangat kita dukung penuh. Jangan ditunda-tunda lagi, harus ditindak tegas segera. Bila perlu sekarang. Sebab ini menyangkut keselamatan Kabupaten Benteng dan Kota Bengkulu beberapa tahun ke depen," tegas Ketua Komisi I DPRD Benteng, Arsyad Hamzah, SE.
Menurutnya, banjir yang terjadi di Kabupaten Benteng dan Kota Bengkulu bukan karena faktor alam saja. Namun ada faktor lain, yakni ulah tangan manusia melalui aktivitas tambang di wilayah Kabupaten Benteng.
Sebelum pertambangan beraktivitas, bencana banjir belum pernah terjadi, namun setelah adanya tambang banjir kerap terjadi.
"Jangan hanya masyarakat kecil yang berkebun di wilayah Hutan Lindung (HL) yang diusik, namun mereka yang melakukan aktivitas tambang batu bara yang harus menjadi perhatian khusus. Jadi kepada Gubernur untuk segera merealisasikan penindakan tegas dan lakukan evaluasi terhadap tambang batu bara yang ada saat ini. Ini menyangkut keselamatan warga," jelasnya.
Arsyad berharap Gubernur Bengkulu benar-benar melakukan apa yang sudah dijanjikan tersebut. Jangan sampai Benteng dan Kota Bengkulu ini menjadi lautan setiap kali hujan menguyur dua daerah ini.
Dikatakannya, perlu dipikirkan bagaimana dua daerah ini apabila selalu banjir, maka dari itu sebelum kondisi ini semakin parah lebih baik segera menindaklanjuti semua penyebab banjir.
"Kepada Aparat Penegak Hukum (APH) kita juga berharap untuk bisa melihat kejadian ini. Apabila semua pertambangan di Benteng melakukan perbuatan di luar ketentuan agar ditindak tegas. Jangan malah melindungi perbuatan-perbuatan yang salah. Jadi intinya apabila ada kemauan dan memang niat semua permasalahan ini bisa diatasi," tandas Arsyad.
Jangan Sepele
Tokoh Presidium Pemekaran Kabupaten Benteng, Junaiheri menyatakan hal senada. Ia sangat setuju dan mendukung penuh Gubernur Bengkulu yang akan melakukan evaluasi dan menindak tegas pertambangan yang ada di wilayah Benteng.
Bahkan ia berharap dilaksanakan segera mungkin, karena aktivitas pertambangan tersebut sudah lama sekali beroperasi dan sekarang terlihat dampak dari aktivitas tambang tersebut.
"Jadi bukan tidak menutup kemungkinan jika Kabupaten Benteng dan Kota Bengkulu ke depan akan tertutup oleh banjir. Sekarang saja hutan lindung (HL) sudah banyak yang gundul, ditambah lagi aktivitas pertambangan yang berada di wilayah HL tersebut," tegasnya.
Ia berharap pemerintah tegas menyikapi masalah ini. Soal banjir jangan dianggap sepele. "Semua dampak harus kita pikirkan, jangan hanya untuk memperkaya diri sendiri. Nasib masyarakat harus dipikirkan. Kepada APH kita juga berharap untuk bisa melakukan pemeriksaan terhadap aktivitas tambang, kalau memang ada tidak sesuai ketentuan harus ditindak tegas, jangan malah dilindungi. Apalagi kalau ada aktivitas tambang ilegal, segera ditindak," pintanya.
Sebelumnya, Kepala Departemen Advokasi dan Program Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu, Dodi Faisal mengungkapkan berdasarkan data asesmen dan analisa yang dilakukan di lapangan.
Penyebab banjir waktu lalu tidak lagi dikarenakan faktor alam atau hujan. Namun karena adanya aktivitas industri pertambangan di hulu DAS Bengkulu. BACA JUGA: Jalan Berlumpur Dibangun 2022
Berdasarkan catatan Walhi, ada delapan tambang yang beroperasi di kawasan Benteng. Mereka sudah beroperasi sejak tahun 2011.
Berarti satu tahun setelah tambang-tambang tersebut beroperasi yakni 2012 hingga 2021 ini sangat mempengaruhi tutupan hutan yang berada di DAS Bengkulu, artinya sudah mengurangi daerah resapan air. (jee/rakyatbengkulu.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: