HONDA

Kisah Pak Chan, Anak Petani yang Kini Pimpin BAN-PT

Kisah Pak Chan, Anak Petani yang Kini Pimpin BAN-PT

     

Putra Asli Kabupaten Kaur  Prof. Drs. T. Basaruddin, M.Sc. Ph.D atau lebih sering dipanggil Pak Chan Badaruddin, lahir di Desa Pelajaran, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu 25 November 1961 silam. Tahun 2016 lalu dia diangkat menjadi Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Berikut laporannya

Windi Junius- Kaur

Chan Badaruddin atau nama asli Tarzan Badaruddin, anak ke enam dari sembilan bersaudara dari pasangan suami istri yakni H. Badaruddin dengan Sumratul Aini,  membuktikan kalau status sosial dengan kondisi orangtua petani tidak menjadi hambatan meraih pendidikan dan menggapai cita-cita.

Buktinya Badaruddin dipercayakan menjadi Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

BACA JUGA: Pimpin Walhi, Ini Profil Zenzi Suhadi, Aktivis Lingkungan Asal Bengkulu Selatan

"Kita yang terlahir dengan orangtua kurang mampu,  maka untuk meningkatkan status sosial dan ekonomi keluarga, jalan yang paling menjanjikan adalah pendidikan," sampai Chan Badaruddin.

Chan yang sedang pulang kampung ke Desa Pelajaran ini menceritakan jalan panjang pendidikan dan kariernya hingga jabatannya saat ini.

Dirinya  menyelesaikan pendidikan SD di Madrasah Ibtidaiyah Desa Pelajaran, melanjutkan ke sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) di Manna  Bengkulu Selatan, dan saat duduk di kelas III Chan mengikuti ujian SMP.

Setelah mengantongi ijazah SMP meneruskan pendidikan ke SMAN 1 Manna.  Selanjutnya, selesai SMA meneruskan ke Universitas Gadjah Mada jurusan Matematika. Gelar sarjana didapatnya dengan predikat cumlaude pada akhir tahun 1984.

"Pendidikan strata satu (S1) saya tempuh 4,5 tahun dengan Indeks Prestasi (IP)  3,70," Kata Chan.

Ambil Doktor di Inggris

Dia menambahkan,  dengan lulusan terbaik UGM Chan Badaruddin dipercaya  bergabung sebagai staff di Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia pada awal 1985.

Dengan prinsip pentingnya pendidikan  untuk mencapai kesuksesan, pada tahun 1986 Chan Badaruddin,  melanjutkan pendidikan dalam bidang Computing di University of Manchester (England), dan mendapat gelar Master of Science tahun 1988, kemudian pada tahun 1990 mendapatkan gelar, Ph.D.

"Saya melanjutkan program Master di Inggris melalui beasiswa Bank Dunia, selama dua tahun,  kemudian pulang ke dusun menikah," ungkapnya.

Setelah mempersunting perempuan pujaan hatinya bernama Evi Syaiful, yang juga merupakan warga Kabupaten Kaur,  Chan Badaruddin bersama istri  terbang ke Inggris untuk melanjutkan pendidikan ke University of Manchester mengambil program doctoral.

BACA JUGA: Dari Dekat Banu Dwi Putra, Bengkulu Butuh Sirkuit Balap

"Selesai program master, saya pulang ke dusun. Karena saya akan melanjutkan program doktor maka, kami bersama-sama ke Inggris, dan sekitar tahun 1993 lahir anak pertama.

Saat ini ketiga anak saya sudah selesai pendidikan. Anak pertama ambil jurusan komputer dan saat ini di Inggris. Kemudian anak kedua perempuan sudah lulus dokter, sedangkan yang bungsu sebagai arsitek," ceritanya .

Kiprah di UI

Singkatnya tahun 2019 dirinya menerima gelar Doktor Kehormatan Honorary Doctorate Degree dari Management Science University Malaysia untuk bidang Higher Education Quality and Management.

Kemudian  Chan langsung aktif sebagai pengajar di Program Studi Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI). Saat dibukanya Fakultas Ilmu Komputer UI tahun 1993, dia dipercaya menjabat sebagai Wakil Dekan I (Bidang Akademik) dan menduduki jabatan tersebut selama delapan tahun.

Setelah itu pada tahun 2002 hingga 2005 menjadi Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi (DPT) di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Kariernya tidak berhenti di situ di tahun 2004 dia diangkat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Komputer UI hingga Desember 2013.

Kemudian di tahun 2016 diangkat sebagai Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk masa jabatan 5 tahun.

Di kancah internasional dikenal sebagai konsultan ahli di bidang higher education development, dan pernah bertugas sebagai konsultan di Sri Lanka, Jordania, dan Mongolia. (**/rakyatbengkulu.com) Simak Video Berita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: