TAUSIYAH: Memaknai Hijrah
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berhijrah serta berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat dari Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah:218). Meski Tahun Baru Hijrah sudah lama berlalu, namun tetap bisa dijadikan sebagai momentum untuk merenungkan kembali kondisi masyarakat kita saat ini.
Tidak lain karena peristiwa Hijrah Nabi saw. sebetulnya lebih menggambarkan momentum perubahan masyarakat ketimbang perubahan secara individual. Peristiwa Hijrah Nabi SAW tidak lain merupakan peristiwa yang menandai perubahan masyarakat Jahiliah saat itu menjadi masyarakat Islami. Inilah sebetulnya makna terpenting dari Peristiwa Hijrah Nabi SAW.
Pada masa kontemporer saat ini tentunya pengertian hijrah secara maknawiyah, yaitu berpindah dari hal-hal yang dilarang Allah SWT menuju hal-hal yang disukai Allah SWT, masih sangat relevan untuk kita terapkan. Oleh karena itu, nilai-nilai luhur dari perjalanan hijrah Rasul dan para sahabat dulu tentunya masih dapat dan tepat untuk diaplikasikan oleh umat saat ini. Sekurang-kurangnya sekarang ini kita harus berhijrah dengan tiga hal yakni berhijrah dengan hati, berhijrah dengan pikiran dan berhijrah dengan perbuatan. Ketiga hal ini dapat dilakukan dalam waktu bersamaan. Ketiganya dapat saling melengkapi dan saling mempengaruhi.
Hijrah dengan hati dalam pengertian marilah memulai untuk mensucikan hati. Hijrah dengan pikiran dapat dilakukan dengan cara mulai belajar untuk selalu berpikir positif. Dan terakhir hijrah dengan perbuatan adalah mulailah memperbaiki mutu dari setiap tindakan dan perbuatan. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: