HONDA

Rp 411,5 Miliar Dana Covid-19 Belum Terserap

Rp 411,5 Miliar Dana Covid-19 Belum Terserap

BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Anggaran atau dana Covid-19 belum terserap Rp 411,5 miliar. Padahal tahun 2022 tinggal menghitung hari lagi. "Serapan anggaran Covid-19 ini untuk tiga fokus itu sampai 15 Desember itu mencapai 58,38 persen secara se Provinsi.

Dari anggaran Rp 988,7 miliar yang direalisasikan sejumlah Rp 577,2 miliar," kata Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bengkulu, Iskandar Novianto. BACA JUGA: Serapan Anggaran Mustahil 100 Persen

Ia mengungkapkan jika sampai saat ini, serapan anggaran tertinggi ada di Pemkab Bengkulu Selatan. Dengan serapan dana Covid-19 mencapai 72,92 persen dari anggaran Rp 57 miliar terserap Rp 41 miliar. Kemudian disusul oleh Pemkab Bengkulu Utara dengan capaian serapan anggaran sebanyak 68 persen, dengan alokasi anggaran Rp 211,4 miliar, dan yang terserap di Rp 143,8 miliar.

"Pemprov di 67,19 persen. Memang untuk provinsi dan kabupaten kota itu beda, besarannya juga berbeda. Jadi kita tidak bisa mengkaitkan langsung. Tapi gambar secara umum demikian, provinsi di 67,19 persen. Nah yang kita dorong ini yang masih kecil serapannya," papar Iskandar.

Ia menjelaskan menjelang beberapa hari untuk akhir tahun ini, masih ditemukan beberapa Pemda yang masih rendah serapan anggaran. Misalnya di Bengkulu Tengah, baru di 19,14 persen. Angka ini dinilai sangat kecil. Terutama kebutuhan yang harus diselesaikan, harus digencarkan kembali. Lalu di Kepahiang di 21,91 persen, Seluma di 24,75 persen.

"Kabupaten lainnya itu sudah merangkak tinggi serapannya. Mukomuko, Kaur meskipun sudah di 50 persenan. Namun masih di bawah rata-rata secara provinsi. Kota Bengkulu juga di 58,10 persen. Apalagi sekarang sudah di ujung tahun artinya kecepatan untuk penyerapan anggaran ini memang harus," ucap Iskandar. BACA JUGA: Menko Airlangga Tegaskan Kerjasama Indonesia-EU CEPA Saling Menguntungkan

Kendati demikian, ia mengakui jika tak dipungkiri,memang sudah ada beberapa transaksi yang terjadi, tinggal pembayaran. Untuk itu, ia menyarankan untuk pembayaran hal ini juga tidak boleh ditunda, begitu transaksi sudah ada maka secepat mungkin segera dilakukan pembayaran.

Agar ekonomi juga tumbuh di masyarakat. Terutama untuk presentasi penyerapan yang paling tinggi itu di jaring pengaman sosial.

"Disusul dari pemulihan ekonomi, baru kesehatan, di 49,88 persen. Beda gate yang cukup jauh ini karena besaran anggarannya juga. Sektor kesehatan ini memang lebih besar alokasi anggarannya. Jika tidak terserap semua maka SILPA, untuk tahun 2022 ya memang kembali," jelasnya.

Ia pun berharap agar pandemi Covid-19 ini berakhir. Namun pemerintah pusat juga mewanti-wanti ini masih berlanjut di 2022. Sehingga ia mengajak semua Pemda agar perlu persiapan untuk antisipasipatif penanganan Covid-19.

"Beruntungnya kita vaksinasi cepat ya. Sehingga serapan anggaran juga lebih baik. Bila vaksinasi ini lambat, maka akan berdampak ke yang lainnya. Juga biaya yang keluar lebih banyak," terangnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni menjelaskan, bahwa hingga kemarin, tercatat sebanyak 1.106.813 orang di Provinsi Bengkulu telah menerima suntikan vaksin dosis pertama. BACA JUGA: Jilid II Jual Beli Lahan Hibah Pemkot, Kajari: Pasti Ada Tersangka Baru

Ia memastikan jika, di akhir tahun ini, pihaknya terus menggeber realisasi vaksinasi, agar bisa mencapai keselurahan target yang ditentukan, dari jumlah sasaran vaksinasi. Untuk jumlah sasaran vaksinasi, se Provinsi Bengkulu sebanyak 1.553.792 orang.

"Kita sudah mencapai 71,23 persen untuk dosis pertama, dan kita juga Terus mengimbau agar masyarakat tetap disiplin mematuhi prokes," kata Herwan. (war)

Simak Video Berita 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: