TAUSIYAH: Nikmat Allah SWT Yang Sering Dilalaikan
BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Dari nikmat Allah Ta’ala yang tak terhingga jumlahnya tersebut, ada sejumlah kecil nikmat yang sering kali terabaikan oleh umat manusia bahkan oleh kaum Muslimin sendiri.
Akibatnya, sikap syukur terhadap nikat tersebut kurang memadai atau bahkan malah sampai pada taraf tidak bersyukur sama sekali.
Padahal Allah telah berfirman dalam Alquran Surat Ibrahim Ayat 7 yang artinya: ”Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”.
Nikmat Ibadah, apa pun bentuknya, merupakan nikmat yang agung dari Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman. Namun banyak orang tidak menyadarinya.
Ketika seorang Muslim mendapatkan rezeki berupa berhasil menjual barang dagangannya dengan omzet miliaran rupiah per tahunnya atau berhasil meraih jabatan strategis di perusahaan atau pemerintahan, dia merasa itulah nikmat dan karunia yang besar dari Allah.
Namun ketika seorang Muslim bisa hadir ke masjid saat adzan subuh berkumandang, lalu melaksanakan salat sunnah sebelum shalat shalat wajib shubuh dan dilanjutkan dengan melaksanakan shalat shubuh secara berjamaah, dia tidak merasa itu sebuah nikmat yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akibatnya, ketika tidak bisa bangun pagi untuk salat shubuh berjamaah di masjid dia tidak merasa kehilangan nikmat yang sangat besar, karunia yang sangat agung, yang lebih besar dari dunia ini berikut segala kandungan yang ada di dalamnya.
Dalam sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda ”Dua raka’at fajar (shalat sunnah sebelum shubuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” [Hadits riwayat Muslim no. 725].
Sedangkan keutamaan shalat shubuh berjamaah lebih besar lagi. Dari ‘Umaroh bin Ruaibah, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, ”Tidak akan masuk neraka orang yang shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” [Hadits riwayat Muslim no. 634].
Nikmat Hidayah juga merupakan nikmat yang sangat agung, namun banyak orang tidak menyadarinya. nilainya sangat mahal karena menyangkut urusan surga dan neraka.
Paman Nabi Muhammad SAW sendiri yaitu Abu Lahab dan Abu Thalib, tidak mendapatkan hidayah, padahal langsung bertemu dengan Nabi SAW karena lebih mengutamakan keyakinan yang dianut nenek moyangnya daripada Islam.
Nikmat Waktu luang dan kesehatan sebenarnya merupakan dua nikmat yang besar bagi anak manusia. Namun sayangnya, banyak manusia yang lalai dengan nikmat ini sehingga tidak berhasil bersyukur atas nikmat tersebut.
Yang terjadi justru sebaliknya, yaitu terlena dengannya sebagaimana sabda Rasulullah SAW. “Dua nikmat yang kebanyakan manusia terlena di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (6412) dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu].
Nikmat berikutnya yang sering dilalaikan oleh kebanyakan orang sebagai sebuah nikmat yang agung adalah nikmat keamanan. Seseorang hanya akan sadar betapa bernilainya nikmat keamanan dan ketentraman hidup kecuali setelah –nau’udzubillah– sirnanya nikmat ini.
Entah karena maraknya berbagai tindak kejahatan, atau diterpa bencana alam, kerusuhan sosial, konflik horisontal atau bahkan peperangan, wal ‘iyadzu billah. (iks)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: