HONDA

Mengubah Sampah Jadi Cuan, Hasilkan Rp 20 Juta per Bulan

Mengubah Sampah Jadi Cuan, Hasilkan Rp 20 Juta per Bulan

 

Sampah identik dengan barang yang tidak bernilai, sehingga dibuang oleh pemiliknya. Bagi Ida (49) warga Jalan PDG Makmur 2 Padang Serai Kampung Melayu, sampah ini menjadi barang bernilai ekonomis tinggi. RIZKI AMANDA LUBIS - Kota Bengkulu

MELALUI Bank Sampah yang berada di pekarangan rumahnya, sampah-sampah plastik yang dibeli dari pengepul sampah, kemudian dicacah dengan mesin pencacah. Setelah halus, sampah itu dikemas dalam karung, kemudian dikirim ke penampung di Lampung untuk didaur ulang.

Dalam sebulan, Ida bisa menghasilkan omzet hingga Rp 20 juta per bulan dari menjual sampah plastik yang sudah dicacah itu. “Dalam sehari sampah plastik yang dicacah mencapai 1 ton,” kata Ida. BACA JUGA: Truk Sampah Antre Hingga Dini Hari

Ida (49) sudah 6 tahun ini membuka usaha bank sampah, yang dinamakan Bank Sampah Rican. Sebelum pindah ke Kelurahan Padang Serai, dia membuka bank sampah di Kelurahan Bumi Ayu.

Sampah plastik yang masuk ke bank sampah miliknya 1 ton per hari dari seluruh Kota Bengkulu. Ada sekitar 20 buruh harian yang bekerja menyortir sampah sebelum digiling mesin pencacah. Kemudian ada dua orang operator mesin penggilingan. Omzet Bank Sampah Rican mencapai puluhan juta per bulan.

“Omzet bank sampai ini sekitar Rp 20 juta per bulan, gaji karyawan diberi setiap minggu saat sampah plastik yang sudah halus di kirim ke Lampung,” jelas Ida.

Ida membeli sampah plastik dari pengepul dengan harga bervariasi. Untuk sampah plastik minuman cup yang sudah dibersihkan Rp 7 ribu per kilogram. Kemudian kemasan air mineral botol Rp 4 ribu per kilogram. Jika tidak dibersihkan harganya hanya Rp 2.500 per kilogram.  

Bank Sampah

“Selama ini belum ada pembinaan dari pemerintah,” katanya. BACA JUGA: Taman Remaja Harus Hasilkan PAD

Dia mengatakan  seorang buruh yang menyortir sampah plastik sebelum digiling sanggup menyortir sampah plastik hingga 200 kg per hari.  Dengan upah Rp 500 per kilogram. Sehingga bisa mendapatkan upah Rp 100 ribu per hari dari menyortir sampah itu.

Saat ini kendala mesin pengolah sampah dikeluhkan Ida. Dia belum memiliki mesin pendaur ulang sampah serta edukasi pengolahan sampah yang bernilai ekonomis. “Mesin penggiling kami barusan macet sedang diperbaiki, biasanya sanggup menggiling sampah minuman kemasan gelas hingga 1 ton sehari,” tutup Ida. Baca Selanjutnya>>>

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: