Kompensasi Ditolak, PT HKI Perbaiki Sendiri
BENTENG, rakyatbengkulu.com - Sebanyak 36 warga Desa Sukarami Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) yang rumahnya terdampak pembangunan tol, diketahui telah menolak besaran kompensasi yang ditawarkan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI).
Penolakan ini dilakukan masyarakat karena dinilai sangat kecil dan tidak sebanding dengan kerusakan rumah mereka.
Health Safety & Environment PT HKI, Nasaruddin Ahmad membenarkan, jika nilai kompensasi yang diajukan dan akan diberikan kepada 36 warga Desa Sukarami telah ditolak mentah-mentah oleh para warga.
Warga meminta agar pihaknya melakukan survei ataupun pendataan ulang.
Menyikapi kejadian ini pihaknya telah melaporkan penolakan ini kepada manajemen pusat.
"Mengenai permintaan masyarakat yang meminta survei ulang tersebut sebenarnya tidak perlu.
Sebab apa yang sudah dinilai akan tetap sama. Apalagi kami sudah melakukan pendataan sebanyak tiga kali, di bulan Juni pada saat pengerjaan akan dimulai.
Kemudian bulan Desember saat pengerjaan telah berlangsung dan survei terakhir pada bulan Februari disaat pengerjaan telah selesai dilakukan," terangnya
Dengan begini, sudah jelas jika perhitungan nilai kompensasi yang diberikan kepada warga tersebut bukan perhitungan yang asal-asalan.
Sebab pihaknya menghitung nilai kompensasi berdasarkan pendataan yang sudah dilakukan oleh pihaknya sebanyak tiga kali.
Apabila memang kompensasi ditolak mentah-mentah, maka opsi kedua yang ditawarkan kepada warga adalah, pihak PT HKI langsung yang akan memperbaiki rumah warga yang rusak tersebut.
"Jadi berdasarkan informasi dari manajemen pusat, opsi kedua yang akan PT HKI berikan kepada warga adalah perbaikan rumah warga akan dikerjakan langsung oleh PT HKI.
Jadi uang kompensasi tidak kami berikan, namun perbaikan rumah warga kami yang mengerjakan.
Sebab pada saat ini tukang kami masih ada dan para tukang kami ini akan sangat siap untuk memperbaiki rumah warga yang rusak tersebut," tegasnya
Mengenai penawaran opsi kedua ini, dalam waktu dekat ini pihaknya akan kembali mengajak 36 warga desa Sukarami untuk bertemu dan menawarkan opsi kedua tersebut kepada warga.
Sebab sampai saat ini pihak Manajemen PT HKI tidak akan melakukan penilaian atau pendataan ulang terhadap rumah warga.
Sehingga apabila ingin menerima kompensasi, besaran yang diterima tidak akan berubah dan tetap sama dengan besaran yang sudah ditawarkan.
"Nanti kami menghubungi Kades Sukarami mengenai pertemuan dengan 36 warga yang rumahnya terdampak tol.
Kami targetkan pekan depan pertemuan akan segera digelar dan opsi kedua ini akan kami ajukan kepada 36 warga tersebut.
Kami juga akan menjelaskan kepada warga prihal munculnya besaran kompensasi yang diberikan kepada setiap warga tersebut," demikian Nasaruddin.
Sementara itu untuk diketahui, jika 36 warga Desa Sukarami telah menolak kompensasi yang disampaikam PT HKI kepada mereka.
Penolakan ini dikarenakan besaran kompensasi yang diberikan kepada warga sangat kecil dan tidak sebanding dengan kerusakam rumah yang dialami oleh masyarakat.
"Memang benar kompensasi yang sudah disampaikan PT HKI, kami tolah mentah-mentah. Penolakan ini dikarenakan besaran tersebut diterima oleh kami sangat tidak sebanding dengan kerusakan dan kondisi pada saat ini.
Untuk besaran kompensasi yang diterima oleh 36 warga yang terdampak berbeda-beda.
Namun tetap saja nilainya tidak masuk akal dan tidak sebanding dengan dampak yang diterima," tegas Samsir, warga Desa Sukarami yang rumahnya terdampak pembangunan tol.
Kompensasi yang terbesar hanya Rp 1,9 juta dan terkecil Rp 200 ribu.
Untuk yang menerima kompensasi sebesar Rp 1,9 juta hanya satu orang, 1,7 satu orang dan Rp 1,2 juta satu orang.
Kemudian yang menerima kompensasi sebesar Rp 1 juta delapan orang, kompensasi sebesar Rp 700 ribu lima orang, yang menerima kompensasi sebesar Rp 500 ribu sebanyak 15 orang.
"Kompensasi sebesar Rp 400 ribu sebanyak empat orang dan kompensasi Rp 200 ribu satu orang.
Nilai kompensasi dinilai sangat kecil dikarenakan harga bahan bangunan hingga upah tukang yang harus dibayar untuk memperbaiki rumah mereka yang retak-retak," tutup Samsir. (jee)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: